JAKARTA, iNewsTegal.id - Viral di media sosial, warga menandu mayat secara gotong-royong melewati pesisir pantai karena tak ada jalan darat menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Peristiwa terjadi pada Jumat, 13 Juni 2025 sekitar pukul 17.00 WIT, bertepatan dengan naiknya air laut.
Warga menandu mayat Paulina Watrmny (93 tahun) asal Desa Lokki, Kecamatan Huamual, Seram Bagian Barat. Namun karena tak ada alternatif jalan lain, jenazah tetap harus dipanggul melewati genangan air laut yang nyaris mencapai lutut.
Rekaman peristiwa ini viral setelah diunggah oleh akun @Oda Selan di Facebook.
Dalam video berdurasi singkat itu, tampak sejumlah warga berjalan berbaris menandu peti jenazah menyusuri pesisir pantai yang telah digenangi air laut.
“Akses jalan kurang bagus, menyebabkan warga berjalan di pinggir pantai untuk membawa jenazah ke TPU,” tulis Oda dalam unggahannya yang kemudian ramai dibagikan.
Petin Jenazah almarhumah Paulina Watrmny/Waliayana ini harus ditandu warga secara gotong-royong melewati pesisir pantai karena tak ada jalan darat menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) RT 03 Wailisa, satu-satunya lokasi pemakaman yang bisa diakses warga.
Warga RT 03 Wailisa Desa Lokki memang sudah sejak lama menggunakan jalur pesisir pantai untuk menuju TPU.
Bukan karena mereka ingin, tapi karena mereka tidak punya pilihan lain.
Satu-satunya alternatif adalah jalur darat yang melintasi rawa dan tanah lumpur, yang hampir mustahil dilewati, apalagi saat membawa peti jenazah.
Jarak antara bibir pantai dan lokasi TPU sendiri hanya sekitar 50 meter.
Namun jarak dari perumahan warga RT 03 ke lokasi TPU mencapai satu kilometer. Dalam kondisi normal pun perjalanan ini sudah berat, apalagi saat air pasang datang dan menutup sebagian jalur pesisir.
Masalah akses jalan ini bukan hal baru. Warga sudah berulang kali mengangkatnya dalam forum Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
Namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemerintah desa, apalagi pemerintah kabupaten.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait