JAKARTA, iNews.id - Tiga Jenderal di era orde baru yang memiliki kemampuan luar biasa dalam bidang intelijen. Masa orde baru yang memimpin Indonesia selama 31 tahun memiliki banyak sekali tokoh-tokoh hebat dalam berbagai bidang termasuk bidang militer.
Maka dari itu tidak heran jika banyak Jenderal yang dipilih menjadi Wakil Presiden, Menteri bahkan sampai ke Gubernur. Di masa pemerintahan Soeharto atau Orde Baru adalah yang penguasa terlama di Indonesia. Selama menjabat, Soeharto memiliki jenderal-Jenderal kepercayaan dan terkenal.
Berikut tiga jenderal terkenal di era Orde Baru:
Jenderal Benny Moerdani adalah salah satu orang kepercayaan Soeharto dan jenderal terkenal selama masa pemerintahannya. Bahkan, ia sering dijuluki sebagai anak emas Soeharto. Pria kelahiran Blora, 2 Oktober 1932 itu adalah Menteri Pertahanan dan Kemanan periode 1988 sampai 1993.
Selama hidupnya, Benny adalah seorang jenderal intel yang memiliki karakter kuat. Ada satu kisah yang terkenal antara Soeharto dan Benny. Melansir iNews.id, Soeharto mengaku menyesal lantaran tidak mengikuti nasihat Benny.
Namun, tidak ada yang tahu pasti apa nasihat Benny tersebut kepada Soeharto. Penyesalan itu diungkapkan Soeharto saat menjenguk Benny di RSPAD Gatot Subroto pada Agustus 2004. Dua hari setelah kunjungannya, Benny dinyatakan meninggal dunia.
2. Ali Moertopo
Jenderal selanjutnya yang menjadi kepercayaan Soeharto adalah Letnan Jenderal Ali Moertopo. Melansir laman Kepustakaan Presiden Perpusnas, pria kelahiran Blora, 23 September 1924 ini pernah didapuk menjadi Menteri Penerangan (1978-1983), Deputi Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (1974-1978), dan Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (1974—1978). Ali adalah orang kepercayaan dan andalan Soeharto yang ahli dalam berstrategi.
Ia juga mempunyai kompetensi di bidang intelijen dan berperan melakukan modernisasi badan intelijen negara usia kejadian kelam di tahun 1965. Sementara itu, ia juga turut berpartisipasi mendirikan CSIS atau Center of Strategic and International Studies pada 1971.
Hasil penelitian CSIS mencakup dunia internasional dan menjadi acuan akademisi apabila ingin menganalisis kebijakan pemerintahan masa Soekarno.
Ia juga mempunyai kompetensi di bidang intelijen dan berperan melakukan modernisasi badan intelijen negara usia kejadian kelam di tahun 1965. Sementara itu, ia juga turut berpartisipasi mendirikan CSIS atau Center of Strategic and International Studies pada 1971.
Hasil penelitian CSIS mencakup dunia internasional dan menjadi acuan akademisi apabila ingin menganalisis kebijakan pemerintahan masa Soekarno.
3. Yoga Sugama
Jenderal Yoga Sugama juga masuk dalam daftar jenderal terkenal di masa Soeharto. Ia merupakan tokoh intelijen Indonesia dan mengabdi sebagai Kepala BAKIN atau Badan Koordinasi Intelijen Negara era 1980-an. Selama bertugas sebagai intel, Yoga dikenal sangat jelas apabila memberikan informasi. Segala informasi yang ia sampaikan tidak ada yang ditutup-tutupi.
Dirinya bahkan pernah menyarankan Soeharto untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden. Hal ini dilakukannya lantaran ia mendapat informasi intelijen dan memprediksi bahwa pemerintahan Soeharto akan hancur.
Editor : Miftahudin