SETELAH adanya kebocoran data di Kementerian Komunikasi dan Informatika (kemkominfo), Hacker Bjorka juga membuat kehebohan di dunia maya sejak merilis data yang diduga pelanggan Indihome dan terus merilis data-data curian lainnya. Terbaru, ia diduga membocorkan surat rahasia untuk Presiden Jokowi, termasuk dari Badan Intelijen Negara (BIN).
"Contains letter transactions from 2019 - 2021 as well as documents sent to the President including a collection of letters sent by the State Intelligence Agency (Badan Intelijen Negara) which are labeled as secret," tulisnya di forum breached.to.
"Berisi catatan dari tahun 2019-2021 dan dokumen yang dikirimkan ke Presiden, termasuk surat-surat yang dikirim Badan Intelijen Negara yang dilabeli rahasia."
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi membantah adanya pencurian dokumen yang sebagaimana disebutkan oleh Bjorka.
"Tidak ada data isi surat apapun yang kena hack, namun upaya menghacker itu sudah melanggar hukum," ujarnya kepada MPI, Sabtu (10/9/2022).
Ia pun menyerahkan semuanya kepada aparat penegak hukum yang ada untuk bisa diproses dengan sedemikian rupa.
"Saya rasa penegak hukum akan melakukan tindakan hukum dengan cepat," terangnya.
Diketahui, Akun Dark Tracer memetakan hacker Bjorka yang membocorkan berbagai database kewarganeraan Indonesia yang sudah dilakukan peretas tersebut sejak tahun 2020, mulai dari membocorkan data 26 juta pelanggan IndiHome, namun Telkom membantahnya.
Dan, yang terbaru, Bjorka juga yang menjual 105 juta data milik warga negara Indonesia yang berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Bjorka juga berulah dengan mengklaim memiliki 1,3 miliar data registrasi SIM card prabayar Indonesia yang isinya meliputi data NIK, nomor telepon, operator seluler, hingga tanggal registrasi.
Editor : Miftahudin