get app
inews
Aa Text
Read Next : Perolehan Suara Paslon Bupati-Wakil Bupati Tegal Nomor 02 Ischak-Kholid Melejit

Fakta Tradisi Moci di Tegal yang Masih Dipertahankan hingga Sekarang

Jum'at, 30 Desember 2022 | 11:31 WIB
header img
Fakta tradisi moci di Tegal yang masih dipertahankan hingga sekarang. Foto: Istimewa.

JAKARTA, iNewsTegal.id Fakta tradisi moci di Tegal yang masih dipertahankan hingga sekarang. Di wilayah kabupaten dan kota tegal jawa tengah, terdapat tradisi minum teh atau yang di kenal dengan sebutan "moci". 

Tradisi ini dilakukan dengan cara menyeduh deh dalam poci tanah liat atau gerabah dan dicampur dengan gula batu. Teh yang digunakan sendiri adalah teh melati dari sebuah poci (teko).

Teh merupakan satu dari sekian jenis tanaman perdu yang di manfaatkan daunnya sebagai bahan baku minuman. Minuman merupakan dari sekian jenis minuman yang sering di konsumsi oleh sebagian besar masyarakat selain air putih. 

Aroma teh melati akan terhirup ketika secangkir teh dituangkan ke gelas. Warna teh akan terlihat lebih gelap dan airnya lebih kental. Ditambah dengan biang gula batu yang dicampurkan membuat teh terasa lebih manis. Sebenarnya teh poci ini sudah ada sejak dulu abad ke-17 Masehi dan berasal dari Negeri Tiongkok. Awalnya masyarakat mengonsumsi teh yang didatangkan langsung dari Tiongkok karena di Indonesia belum ada tanaman tersebut.

lantas apa saja fakta dibalik tradisi moci yang masih dipertahankan oleh masyarakat Tegal dan sekitarnya?. Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta tradisi moci di Tegal.

Fakta tradisi moci di Tegal:.

1. Ada sejak Abad ke 17

Sebenarnya teh poci ini sudah ada sejak dulu abad ke-17 Masehi dan berasal dari Negeri Tiongkok. Awalnya masyarakat mengonsumsi teh yang didatangkan langsung dari Tiongkok karena di Indonesia belum ada tanaman tersebut.

Perkembangan komoditas teh terjadi pada tahun 1830-an melalui proyek cultuurstelsel. Saat itu industri teh melejit pesat di Kota Slawi yang saat ini menjadi kota produsen teh terkemuka di Indonesia. Bahkan Tugu Teh Poci terletak di Kota Slawi.

2. Wagistel jadi ciri khas

Teh poci yang disuguhkan saat moci memiliki istilah Wagistel yang merupakan singkatan dari wangi, panas, sepet, legi (manis) dan kentel (Kental). Istilah itu disematkan karena teh poci biasa disuguhkan dengan panas, wangi bunga melati, manis dan berwarna hitam pekat.

Teh poci yang disuguhkan saat moci memiliki istilah Wagistel yang merupakan singkatan dari wangi, panas, sepet, legi (manis) dan kentel (Kental). Istilah itu disematkan karena teh poci biasa disuguhkan dengan panas, wangi bunga melati, manis dan berwarna hitam pekat.

3. Poci tidak pernah dicuci

Teh poci yang disuguhkan saat moci memiliki istilah Wagistel yang merupakan singkatan dari wangi, panas, sepet, legi (manis) dan kentel (Kental). Istilah itu disematkan karena teh poci biasa disuguhkan dengan panas, wangi bunga melati, manis dan berwarna hitam pekat.

Tradisi minum teh poci berbeda dengan tradisi minum teh lainnya seperti medang. Letak perbedaanya ada pada penyuguhan dengan poci agar bisa langsung nambah tehnya. Jika medang disuguhkan tanpa poci melainkan langsung di gelas atau cangkir.

4. Penuh dengan filosopi

Nilai filosofi dari tradisi moci ini ada pada teknik penyuguhannya. Teh poci hitam yang pahit akan dituangkan ke gelas yang berisi gula batu. Akan tetapi pantangannya adalah gula batu itu dilarang diaduk agar dapat melarut dengan sendirinya. 

Arti dari cara penyajian itu adalah kehidupan memang akan terasa pahit dan gelap di permulaan. Namun ketika kita mampu untuk bersabar, kehidupan itu akan berubah dari terasa pahit menjadi manis dengan sendirinya.

5. Menumbuhkan nilai Solidaritas

Nilai sosial yang bisa diambil dari tradisi moci ini adalh solidaritas dan kesetaraan atau egaliter. Masyarakat yang melakukan tradisi moci ini biasa melakukannya di dapur yang merupakan ruangan lebih intim daripada ruang tamu. 

Kemudian sudah tidak menggunakan kursi tetapi secara lesehan yang beralaskan tikar sehingga sudah setara dan tidak memiliki jarak diantara orang yang meminum teh poci. Tentunya obrolannya juga menggunakan bahasa yang lebih akrab dan dekat.

Nah, itulah fakta tradisi moci di Tegal yang masih dipertahankan hingga sekarang. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca semua.
 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut