get app
inews
Aa Read Next : Bertahun-tahun Warga di Salatiga Tinggal Serumah dengan 17 Orang, Ini Kisahnya

Miris! Dua Keluarga Masih Tetangga Bupati Brebes Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni

Rabu, 29 Desember 2021 | 15:47 WIB
header img
Kakak beradik di Desa Siasem Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes ini hidup tak layak (foto: Ist)

BREBES, iNews.id - Menginjak usia senja, Kusnadi (55) dan Sulaiman (60), kakak beradik di Desa Siasem Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes ini hidup tak layak. Masing-masing lansia ini memiliki satu anak laki-laki dan tinggal serumah yang kondisinya memprihatinkan di RT 11 RW 01 Dusun Siasem Pulo.

Kusnadi dan kakaknya tinggal di rumah tidak layak yang hanya berlantai tanah. Atap rumahnya banyak yang yang bolong-bolong. Saat hujan, rumahnya tertampuh air hujan dan bocor. Lantai tanahnya kerapkali berlumpur karena menjadi genangan air hujan. Ironisnya, rumah yang berada di belakang Pendopo Bupati Brebes ini tak memiliki jamban dan saluran listrik. 

"Saya tinggal besama kakak dan ada dua anak laki-laki di sini. Kalau isteri-isteri kami sudah meninggal dunia," kata Kusnadi di rumahnya, Rabu (29/12/2021). 

Kusnadi yang juga tetangga dari Bupati Brebes ini mengungkapkan, lantaran belum memiliki jamban, ia bersama penghuni lainnya buang air besar di pekarangan belakang rumahnya. Untuk memasak pun di belakang rumah menggunakan tungku dan kayu bakar. Sedangkan untuk kebutuhan listrik, rumah itu masih numpang di jaringan listrik tetangga. 

"Kalau BAB ya terpaksa ke pekarangan  belakang rumah, untuk mandi kadang ke kakak saya yang rumahnya bersebelahan," lanjut dia. 

Kusnadi mengaku, jika hujan turun deras rumahnya selalu kebanjiran. Hal itu lantaran rumahnya lebih rendah dari tetangga sekitar, jadi aliran airnya selalu mengalir ke rumahnya yang kemudian menggenang di dalam dan sekitar rumahnya. Dampaknya juga terhadap kesehatan, ia selalu merasakan masuk angin.

"Kalau hujan deras airnya masuk ke ruangan, terus menggenang di dalam dan sekitaran rumah. Dampaknya terhadap kesehatan, saat ini saya juga sedang merasakan masuk angin," ucapnya.

Karena tak punya penghasilan tetap, tutur Kusnadi, ia tidak bisa merenovasi rumahnya dan membuat jambani yang layak. Dirinya pernah ditawari bantuan dari pemerintah lewat program Rumah Tak Layak Huni (RTLH) sebesar Rp15 juta sekitar 5 tahun lalu. Namun karena tak punya biaya tambahan, bantuan tersebut tak diambil.

"Syarat penerima bantuan tersebutkan rumah harus dirobohkan semua, sementara bantuan hanya Rp15 juta. Karena saya tak mempunyai biaya tambahan jadi bantuannya tidak saya ambil," pungkasnya.

 

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Tegal di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut