BREBES, iNews.id - Bocah perempuan beruia 7 tahun di Desa Legok, Kecamatan Bantarkawung, kabupaten Brebes, diduga mengalami kelainan pada alat kelaminnya. Seiring bertambah usia, pada alat kelamin gadis ini muncul benjolan mirip kelamin laki laki.
Munculnya benjolan pada alat kelamin gadis bernama S ini sejak berumur 4 tahun. Ayah S, Caswoyo (35) mengaku, awal munculnya benjolan itu ditandai dengan adanya pembengkakan di alat kelamin. Bengkak ini dibarengi dengan rasa sakit hingga membuat S sering menangis.
"Sekitar umur 4 tahun muncul bengkak pada alat kelamin putri saya. Anaknya sering nangis kalau bengkak," ungkap Caswoyo, Senin (10/1/2022).
Karena keluhan yang dialami, anak kedua dari pasangan Elin Karlina dan Caswoyo ini dibawa ke bidan untuk diperiksa. Bidan saat itu menduga terkena hernia dan pengobatannya harus menunggu cukup umur.
"Pertama kata bidan itu hernia. Terus kalau mau dioperasi harus nunggu cukup umur," sambungnya.
Makin lama benjolan itu terus membesar. Orang tua memberanikan memeriksakan ke salah satu rumah sakit di Kecamatan Bumiayu. Di rumah ini, kata Caswoyo anaknya diperiksa USG dan periksa laboratorium.
Hasil USG, tidak ditemukan adanya rahim. Demikian pula hasil laboratorium, hasilnya juga nornal. Selepas pemeriksaan, Salsabila dirujuk kembali ke RSUD Margono di Purwokerto. Hasil pemeriksaan rumah sakit ini juga tidak menunjukkan adanya kelainan.
"Sempat periksa USG sama tes lab. Hasilnya tidak ditemukan rahim dan hasil lab juga normal. Terus dari Margono dirujuk lagi ke Semarang (RSUP Karyadi)," sambung pria ini.
Makin bertambah umur, benjolan di kelamin S makin besar dan menyerupai kelamin laki laki.
Munculnya benjolan ini dibarengi dengan perubahan perilaku Salsabila dari wanita menjadi seperti laki laki.
"Mulai dari pakaian, dia sukanya pakai baju laki laki, tidak mau baju perempuan. Sekalinya pakai baju wanita karena dipaksa, terutama kalau mau sekolah sama mengaji. Kemudian dia sukanya bermain sama laki laki, main sepakbola. Pokoknya mainan laki laki dan tidak mau sama perempuan," ungkapnya.
Karena perubahan ini, Salsabila sekarang rutin periksa di RSUP Karyadi. Terakhir, Selasa pekan kemarin dia diperiksa oleh dokter spesialis endokrinologi. Sampel darah S diambil untuk diperiksa kromosomnya. Di samping itu, gadis ini juga kembali diperiksa USG.
"Kemarin Selasa terakhir periksa oleh spesialis endokrinologi. Diambil darah sama periksa USG. Darahnya itu untuk diperiksa kromosomnya. Kromosom ini nanti sebagai penentu jenis kelamin," bebernya.
Terpisah, Nanang Suryana, Sekdes Legok Kecamatan Bantarkawung menerangkan, keluarga Salsabila masuk keluarga miskin. Beban hidupnya bertambah karena harus bolak balik ke rumah sakit untuk mengobati anaknya yang mengalami kelainan kelamin.
"Dia itu warga kami dari keluarga tjdak mampu. Karena mengalami penyakit kelainan kelamin, harus bolak balik ke rumah sakit," ucap Sekdes.
Untuk meringankan beban keluarga, pihak desa telah menghimpun dana santunan. Uang dari donatur sebanyak Rp.9 juta, kata Sekdes telah diberikan ke keluarga gadis ini.
Editor : Miftahudin