BREBES, iNews.id - Penyebab terjadinya banjir bandang di sejumlah desa di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, antara lain karena terjadinya penggundulan hutan di wilayah pegunungan lereng Gunung Slamet.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes akan segera mengusulkan ke pemerintah pusat agar kawasan hutan gundul bisa dijadikan hutan lindung.
Hal itu disampaikan Bupati Brebres, Idza Priyanti, usai meninjau lokasi terjadinya banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Minggu (26/2/2022)
Idza Priyanti yang didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Brebes, Nushsy, mendatangi lokasi terjadinya banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (26/2/2022) petang.
Bupati dan rombongan juga menemui warga terdampak yang tinggal di pengungsian. Idza Priyanti, menyebut perbaikan infrastruktur seperti jembatan maupun lainnya, akan sia-sia jika persoalan gundulnya hutan di kaki Gunung Slamet tidak segera diselesaikan.
"Secepatnya kita akan mengusulkan ke pemerintah pusat, agar di atas dijadikan kawasan hutan lindung," ujar idza Priyanti.
Bupati berjanji, warga yang tempat tinggalnya hanyut terbawa arus sungai, akan direlokasi ke tempat lain yang lebih aman dari bahaya banjir dan juga tanah longsor.
"Rumah-rumah warga yang hanyut terbawa arus sungai akan kita relokasi ke tempat yang lebih aman. Untuk sementara mereka tinggal di rumah kerabat yang lebih aman," tuturnya.
Banjir bandang menerjang sejumlah desa di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, akibat meluapnya dua sungai yaitu Sungai Keruh dan Sungai Erang.
Akibat banjir bandang yang terjadi Sabtu petang kemarin, mengakibatkan puluhan rumah warga rusak, dan 7 diantaranya roboh dan hanyut terbawa arus sungai.
Tak hanya itu banjir bandang juga merusak pemakaman umum di Desa Penggarutan, Kecamatan Bumiayu. Material sisa banjir seperti pasir dan batu menutupi pemakaman.
"Bahkan ada satu makam warga terbawa arus sungai yang jenazahnya ditemukan tak jauh dari pemakaman," tutur Kepala Desa Penggarutan, Wa'ad.
Editor : Miftahudin