Angka Stunting di Desa Karangdawa Tertinggi di Kabupaten Tegal

KABUPATEN TEGAL, iNewsTegal.id - Angka stunting di Desa Karangdawa Kecamatan Margasari tertinggi di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Untuk menekan angka stunting tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal bersama Perum Bulog menggelar program Bulog Peduli Gizi. Kegiatan yang dikemas dalam Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tersebut berlangsung di Balai Desa Karangdawa, Selasa (12/8/2025).
Program tersebut menyasar 125 balita dengan gizi kurang (BGM), yang dibagi menjadi dua sesi pemeriksaan dan pemberian bantuan, masing-masing 80 anak di hari pertama dan 45 anak di hari kedua.
Kepala Sumber Daya Manusia dan Umum Perum Bulog Pusat, Sudarsono, mengatakan pihaknya menyalurkan bantuan pangan bergizi seperti Beras Fortivit yang diperkaya mikronutrien serta ikan sarden. Selain itu, ada edukasi gizi dan pemeriksaan kesehatan oleh dokter spesialis anak dari Universitas Trisakti Jakarta.
“Berdasarkan data yang ada, Kecamatan Margasari memiliki angka stunting cukup tinggi, terutama di Desa Karangdawa. Karena itu, desa ini kami pilih sebagai lokasi penyaluran bantuan. Banyak anak yang tinggi badannya sangat kurang dan berat badan di bawah standar,” ujar Sudarsono.
Ia menegaskan, tujuan program ini bukan hanya bantuan sementara, tapi membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang serta pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin.
Bupati Tegal, Ischak Maulana Rohman, mengungkapkan bahwa angka stunting di Kabupaten Tegal saat ini berada di angka 15,9 persen, lebih rendah dari target Provinsi Jawa Tengah sebesar 18 persen.
"Capaian ini patut kita syukuri, tapi kita tidak boleh berpuas diri. Target kita jelas, menurunkan hingga di bawah 14 persen sesuai RPJMN. Bantuan seperti ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan tepat sasaran,” terang Ischak.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi, mulai dari perangkat desa, kader posyandu, hingga keluarga, dalam memastikan asupan gizi seimbang bagi anak-anak.
Kepala Desa Karangdawa, Lutfi Bachri, membenarkan tingginya angka stunting di desanya. Menurutnya, jumlah balita yang terdeteksi stunting mencapai lebih dari 200 anak berusia di bawah empat tahun. "Salah satu penyebabnya, banyak orang tua yang bekerja dari pagi hingga sore sehingga kurang memperhatikan pola makan anak. Ditambah lagi adanya pencemaran air dari pabrik di sekitar Karangdawa,” ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan, Pemdes Karangdawa mengalokasikan lebih dari Rp100 juta dari Dana Desa untuk pemberian makanan tambahan, vitamin, serta peralatan kesehatan di posyandu.
Sementara itu, warga setempat, Efi Rahmawati (41), menyampaikan terima kasih atas adanya program ini. "Program ini sangat baik. Semoga anak kami lekas sehat kembali. Anak saya kelihatannya sehat, tapi berat dan tingginya tidak sesuai. Dinyatakan stunting sejak usia 14 bulan, sekarang usianya 2 tahun,” tuturnya.
Berdasarkan data Tahun 2024, Kecamatan Margasari mencatat 1.443 bayi lahir hidup, namun di antaranya terdapat 97 bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan 34 balita mengalami gizi buruk.
Editor : Miftahudin