PURWOKERTO, iNews.id - Pedesaan atau kampung terhadap hal-hal yang poisitif bisa dilakukan untuk lebih mengembangkan perguruan tinggi, sehingga antara teori yang diperoleh dari bangku kuliah bisa nyambung jika diterapkan dalam kehidupan keseharian.
Hal ini mengemuka dalam seminar yang digelar Universitas Islam Negeri (UIN) Profesor KH Saifuddin Zuhri, Purwokerto Jawa Tengah, dengan tajuk strategi pengembangan perguruan Tinggi berbasis budaya lokal.
Kebudayaan merupakan proses kreatif, kampus akan bisa bangkit jika menjadikan masyarakat sebagai laboratorium untuk mengkaji, merekontruksi kebudayaan tidak bisa dipungkiri, banyak komunitas yang mempunyai pengalaman dalam mempertahankan dan mengebangkan kebudayaan di kampung-kampung, ilmuwan kampus bisa turun ke bawah untuk Lebih mendalaminya.
Akademisi Kacung Marijan, salah seorang nara sumber dalam seminar ini menyebut gagasan besanan kampus dan kampung sangat relevan untuk pengembangan perguruan tinggi,
Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kampus untuk bisa dikembangkan dan sebaliknya.
"Kalau interaksi antara teori kampus dengan budaya lokal di kampung-kampung bisa dilakukan, niscaya akan bisa diperoleh entitas ilmu pengalaman Kebudayaan yang lebih utuh dan lebih baik ketimbang teori secara parsial," ucapnya.
Nara sumber lain, budayawan Atmo Tan Sidik menyebut, memadukan antara teori kampus dengan pengalaman warga di kampung-kampung bisa dilakukan layaknya orang besanan. Yakni mengawinkan dua pihak menjadi pasangan suami isteri.
Atmo bercerita tentang pengalamannya ketika menjadi seorang kepala desa selama 9 tahun. Ia selalu memadukan antara teori yang diperolehnya ketika kuliah dengan Kearifan lokal, ternyata desa yang dipimpinnya kerap mendapatkan prestasi atau penghargaan baik tingkat kabupaten provinsi bahkan nasional
"Sehingga antara teori yang diperoleh dari bangku kuliah bisa nyambung jika diterapkan dalam kehidupan keseharian," jelasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait