DENPASAR, iNews.id – Tradisi yang sudah ada sejak 17 abad lalu yakni Omed Omedan yang merupakan tradisi mencari jodoh paling ekstrem di Indonesia. Tradisi yang berada di Banjar Kapa, desa Sesetan, Denpasar, Bali ini membebaskan muda-mudi berciuman hanya di saat itu saja.
Omed Omedan adalah bahasa Bali yang memiliki arti saling tarik menarik. Hal ini dimaksud sebagai bentuk berpelukan bagi pasangan muda-mudi. Anak muda yang diperbolehkan ikut ialah laki-laki dan perempuan direntang usia 17 sampai 30 tahun dengan mengenakan pakaian warna putih. Adapun syarat yang dilarang yaitu belum menikah dan sedang tidak menstruasi.
Nantinya, terbagi dua kelompok laki-laki dan perempuan di jalan utama Desa. Lalu dilanjut dengan aksi dorong-dorongan oleh satu perwakilan tiap kubu. Pasangan ini diizinkan untuk berciuman atapun berpelukan dengan lawan jenis. Bila keduanya tidak mau melepaskan satu sama lain, panitia akan menyiramnya dengan air. Kemudian diteruskan sampai seluruh peserta mendapatkan gilirannya masing-masing. Jika ada yang tidak saling suka, biasanya memilih menghindar walaupun risikonya terus didorong.
“Omed-omedan, saling kedengin, saling gelutin. Diman-diman... Omed-omedan, besik ngelutin, ne len ngedengin. Diman-diman...” Selepas acara ini selesai, pasangan yang tadi sudah berciuman atau berpelukan dapat langsung berjodoh. Kalau belum, dapat mengikuti lagi di tahun berikutnya. Wajarnya, Omed Omedan dilaksanakan setelah Hari Raya Nyepi. Peserta yang hadir wajib sembahyang bersama di Pura Banjar, lalu menyaksikan pertunjukan Tari Barong Bangkuang sebagai pengingat momen babi hutan yang berantem di desa Sesetan ini.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait