BEIJING, iNews.id - China berbangga hati dengan menorehkan rekor baru terhadap Matahari buatannya yang telah diuji coba beberapa waktu lalu. Dalam pengujian terhadap Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST), diketahui kalau matahari buatan itu mampu menyala 17 menit dengan suhu mencapai 70 juta derajat celcius. Dikutip dari The Sun, matahari buatan China ini memiliki suhu lima kali lebih panas dari matahari normal yang hanya 15 juta derajat celcius. Sedangkan matahari buatan China ini panasnya mencapai 70 juta derajat celcius. Peneliti Institut Fisika Plasma dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, Gong Xianzu mengatakan, eksperimen ini memberi landasan ilmiah yang kuat dalam memulai reaktor fusi. "Saat diuji coba, matahari buatan ini mampu menyala selama 17 menit dan 36 detik, ini luar biasa," katanya.
Xianzu nampak puas mengingat dirinya adalah penanggung jawab penelitian terbaru di Tokamak Lamp Conductor Advanced Experiment (EAST), yang terletak di Institut Ilmu Fisika Hefei di provinsi Anhui. Matahari buatan ini sudah dikembangkan China sejak 2006 tahun lalu dan mengundang ribuan peneliti terlibat dalam proyek tersebut. Para ilmuwan berharap EAST yang memanfaatkan kekuatan fusi nuklir bisa menjadi penyedia energi alternatif yang besar.
Pada uji coba yang dilakukan pada Mei 2021, EAST mencatatkan panas yang sangat tinggi dan jauh melampaui panas matahari. Saat itu tercatat, EAST mencatatkan suhu puncak ingga 288 juta deraat Fahrenheit atau sekitar 120 juta derajat celcius dan menyala selama 101 detik. Selain China, Korea Selatan juga diketahui sedang mengembangkan matahari buatan yang dilakukan Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR). Namun dalam beberapa uji coba capaian durasi waktu menyala belum begitu maksimal.
Pada uji coba tahun 2018, matahari buatan ini menyala sekitar 1,5 detik dan pada 2019 menyala sekitar 8 detik. Pada awal Januari 2021, capaian matahari buatan Korea ini mampu menyala selama 20 detik. Direktur Pusat Penelitian KSTAR di Institut Energi Fusion Korea Si-Woo Yoon percaya, mereka akan dapat mencapai durasi 300 detik dengan suhu ion lebih tinggi lagi dalam lima tahun ke depan. "Teknologi yang dibutuhkan untuk operasi jangka panjang plasma 100 juta derajat adalah kunci realisasi energi fusi," katanya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait