KOTA TEGAL, iNews.id - Ikatan Alumni SMA 1 Tegal (IKASMA) bersama Ikatan Keluarga Besar Tegal (IKBT) akan selalu memantau kasus almarhumah dr Aulia Risma Lestari.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua IKASMA Tegal Dr Ir Tafakurrozak MH saat menghadiri perayaan Hari Jadi Ke-66 tahun SMAN 1 Tegal, Kamis (23/8/2024).
"IKASMA Tegal bersama Ikatan IKBT sangat peduli bahwa bagaimanapun almarhumah dr Aulia adalah keluarga besar kita. Jadi apapun himbauan kepada saya baik secara pribadi agar saya tidak berkoar-koar tapi tetap saja berkoar-koar, karena kasus itu harus diusut tuntas," tegas Tafakurrozak.
Tafakurroza menyampaikan praktek-praktek nepotisme pada jaman sekarang harusnya sudah hilang. Apalagi dalam dunia intelektual, dalam pendidikan dokter yang sungguh sangat mulia, kemudian ada tindakan-tindakan seperti jaman jahiliah.
"Saya mendukung sekali tindakan yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan maupun pihak kepolisian agar ini diusut tuntas sampai pelaku lapangannya maupun aktor intelektualnya. Karena aktornya sampai saat ini belum disentuh," tuturnya.
Jadi ini adalah sebenarnya penghinaan terhadap kemanusiaan atau kejahatan kemanusiaan. Kejahatan tersebut menurut Rozak terorganisir. "Dari awal saya menduga bahwa ini adalah tindakan bullying. Kita tunggu dari Kementerian Kesehatan dan pihak Kepolisian. Apa yang akan diungkap disana. Saya prediksi tindakan apa yang kita pandang bersama bahwa itu adalah tindakan bullying. IKASMA bersama IKBT akan selalu memantau perkembangan kasus tersebut," ujar Rozak.
Di hari jadi ke-66 SMAN 1 Tegal, Rozak mengucapkan selamat. Semoga SMAN 1 Tegal mencetak generasi muda yang pandai tapi punya hati baik. "Tidak cukup pintar saja karena, orang pintar banyak tapi yang berhati baik bisa dihitung dengan jari," ujar Rozak.
Kedepan Bangsa Indonesia akan menghadapi tantangan makan diperlukan orang-orang yang baik. Kalau pintar apalagi pintar ngomong tapi tidak punya hati baik maka, negara ini makin terpuruk. "Saya berharap SMAN 1 Tegal bisa mencetak generasi muda millienial yang tangguh, tanggap, dan berhati baik," turup Rozak.
Alamarhumah dr Aulia merupakan dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Universitas Diponegoro (UNDIP) yang meninggal di tempat kos beberapa waktu lalu.
Kasus tersebut menjadi perhatian Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin hingga Kemenkes menurunkan Tim investigasi.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait