Armin menilai petinju Hero Tito merupakan petinju terbaik yang dimiliki sasana tinjunya. Beberapa kali Hero kerap menjadi rekan latihan, dengan petinju-petinju yang lebih muda selama di sasana tinju miliknya. Satu kenangan yang masih melekat sebelum pertandingan yang membuat nyawanya berakhir saat Heru Purwanto, berlatih dengan petinju lain yang lebih muda.
"Hero Tito dari semua petinju yang saya punya di camp, walaupun jauh lebih muda daripada dia, dari fisik mas Heru terbaik. Terakhir saya masih ingat mas Heru latihan dengan petinju new comer, petinju baru usia 21 tahun. Saya masih ingat sekali, saat kita latihan saya bilang kamu lihat contoh pak Hero itu umurnya 35 tahun, dia masih lebih kuat dari kamu, dan mas Hero teriak Bang sebentar lagi aku 36, membekas sekali di memoriku," paparnya.
Hal inilah yang membuatnya merasa cukup trauma sekali pasca meninggalnya Hero Tito akibat pukulan lawannya di ronde ketujuh. Dirinya merasa bersalah mengapa bersedia memainkan Hero Tito di kejuaraan nasional tinju tersebut. Apalagi sebenarnya setelah bertanding di Jakarta, petinju bernama lengkap Heru Purwanto, akan bertolak ke Australia untuk kembali bertanding tinju kelas ringan WBC.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait