BREBES, iNews,id - Perang Rusia dengan Ukraina yang saat ini masih berlangsung, ternyata berdampak pada terkendalanya pasokan impor pupuk nonsubsidi dari Rusia.
Akibatnya, harga pupuk nonsubsidi mengalami kenaikan. Kondisi ini dikeluhkan pedagang pupuk maupun petani bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
Kekhawatiran akan kenaikan harga pupuk nonsubsidi sebagai dampak perang Rusia dengan Ukraina yang berkepanjangan akhirnya terjadi. Kenaikan pupuk nonsubsidi tersebut dikeluhkan baik pedagang pupuk maupun petani bawang merah di Kabupaten Brebes.
Pemantauan Selasa (15/3) di sejumlah toko penjual obat-obat pertanian termasuk pupuk nonsubsidi, rata-rata kenaikan harga pupuk nonsubsidi antara Rp2.000 hingga Rp3.000 per-kilogramnya.
Seorang pedagang pupuk di jalur Paantura Desa Klampok, Kecamatan Wanasiari, Kabupaten Brebes, Dhani Bagus Purnama, menyebut rata-rata kenaikan harga pupuk nonsubsidi antara Rp 2.000 hingga Rp3.000 ribu per-kilogramnya.
"Penyebabnya karena Rusia menutup akses impor melaui negara-negara Erofa, sehingga menghambat pasokan pupuk ke Indonesia," ujar dhani Bagus Purnama.
Menurut Dhani bagus Purnama dengan terkandalanya pasokan pupuk dari luaar negeri tersebut selain stok pupun nonsubsidi terancam berkurang, juga terpaksa harus menaikkan harga.
"Kami juga kesulitan untuk menjualnya ke petani karena harganya mahal. Ya kami berharap bagaimana upaya pemerintah untuk bisa menurunkan harga pupuk terutama yang nonsubsidi," ucapnya.
Petani bawang merah di Desa Sisalam, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Siswoyo, menyayangkan harga pupuk nonsubsidi yang baru naik pada akhir tahun 2021 yang lalu.
"Eh, sekarang mulai naik lagi. Kenaikan harga pupuk harusnya diimbangi harga bawang merah sehingga petani tidak merugi," kata Suswoyo
Pedagang pupuk maupun petani bawang merah di Kabupaten Brebes, berharap perang Rusia dengan Ukraina segera berakhir, sehingga pasokan pupuk kembali normal.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait