Selain menuntut kenaikan uang pensiun yang layak, mereka juga meminta agar hak-hak purnakarya yang belum dibayarkan dapat segera dilunasi. Mereka juga mendesak agar Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) segera diaudit secara menyeluruh.
Ketua Harian DPD FKPPN Jawa Tengah, Rohim, menyatakan bahwa sebanyak 60 orang dari Jawa Tengah ikut dalam aksi ini, dengan usia peserta antara 56 hingga 78 tahun. “Meskipun usia kami sudah kepala enam, semangat kami tidak pernah padam untuk mengubah nasib, dari ketidakadilan menjadi keadilan,” ujar Rohim.
Ia menambahkan, aksi jalan kaki menuju Jakarta ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar 12 hari.
Ada tiga tuntutan utama yang akan mereka sampaikan kepada Presiden Prabowo. Pertama, mereka meminta agar uang pensiun golongan IA yang saat ini hanya Rp150.000 dinaikkan menjadi Rp1.500.000.
Untuk golongan IB ke atas, kenaikan disesuaikan dengan skala golongan dan masa kerja, dan diharapkan mulai berlaku per 1 Januari 2025.
Kedua, mereka menuntut agar seluruh hak purnakarya yang belum dilunasi segera dibayarkan, termasuk uang penghargaan masa kerja, medali emas masa kerja, uang cuti, dan hak atas rumah dinas.
Ketiga, mereka meminta agar Dapenbun segera diaudit untuk memastikan pengelolaan dana pensiun yang transparan dan adil.
Rohim menegaskan bahwa banyak pensiunan PTPN IX yang saat ini hidup dalam kondisi yang memprihatinkan, dengan uang pensiun yang tidak manusiawi—bahkan ada yang hanya menerima Rp50 ribu hingga Rp150 ribu per bulan. Padahal mereka pernah mengabdi sebagai pegawai BUMN yang bekerja untuk kepentingan negara.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait