Dona menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Jumat pagi, 1 Agustus 2025. Saat itu, ia sedang dalam perjalanan untuk mengunjungi seorang pasien di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat, yang telah lama menghubunginya untuk meminta perawatan.
"Saya baru saja pulang dari pelatihan di Pekanbaru. Begitu sampai di Pasaman dan tahu pasien sudah lama menunggu, saya langsung berangkat ke sana," ujar Dona.
Ia menyewa ojek seharga Rp400 ribu untuk perjalanan pulang pergi menuju lokasi pasien. Namun di tengah perjalanan, Dona mendapat kabar bahwa satu-satunya jembatan penghubung antara dua nagari yang biasa dilalui telah roboh diterjang arus sungai.
Awalnya, Dona mengira jembatan masih bisa dilalui dengan berjalan kaki. Namun sesampainya di kawasan Lanai, warga memberi tahu bahwa jembatan benar-benar putus total.
“Awalnya saya kira jembatannya hanya rusak sedikit dan masih bisa dilewati, ternyata sudah tidak bisa dilalui sama sekali,” jelasnya.
Karena tidak ada akses alternatif dan keluarga pasien sudah menunggu di seberang, Dona akhirnya memutuskan untuk berenang menyeberangi sungai, meski tanpa perlengkapan khusus.
“Saya tidak tahu jembatannya putus, jadi tidak membawa perlengkapan apa pun. Tapi karena pasien butuh pertolongan, saya tidak mungkin menolak. Akhirnya saya nekat berenang,” ungkap Dona.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait