DUBAI, iNews.id - Iran belum bisa melupakan pembunuhan komandan pasukan elite Garda Revolusi Islam Qassem Soleimani yang dilakukan pasukan elite Amerika Serikat (AS) di bandara Baghdad, Irak, 2 tahun silam. Komandan Angkatan Darat Garda Revolusi Mohammad Pakpour mengatakan, nyawa Soleimani tak bisa dibayar meskipun seluruh pemimpin AS dibunuh.
Sejak Soleimani dibunuh pada Januari 2020, Iran bersumpah akan membalas dendam, mengincar semua pihak yang dianggap bertanggung jawab. “Jika semua pemimpin Amerika terbunuh, tetap belum bisa akan membalas darah Soleimani. Kita harus mengikuti jalan Soleimani dan membalasnya dengan cara lain,” kata Pakpour, dikutip dari Reuters, Rabu (13/4/2022).
Soleimani merupakan komandan militer Iran paling disegani. Tugasnya memimpin operasi militer Iran di luar negeri, khususnya Timur Tengah. Presiden AS saat itu Donald Trump yang memerintahkan langsung pembunuhan, yakni menggunakan drone di luar bandara internasional Baghdad.
Pernyataan Pakpour ini disampaikan saat Iran dan kekuatan dunia mencoba mengatasi kebuntuan pembicaraan nuklir di Wina, Austria. Pembicaraan itu diharapkan bisa menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015, JCPOA.
Fordow Salah satu masalah yang belum terselesaikan adalah apakah AS akan menghapus Garda Revolusi dari daftar Organisasi Teroris Asing (FTO). Itu merupakan syarat yang diberikan Iran agar kesepakatan nuklir bisa dihidupkan kembali.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait