TEPI BARAT, iNews.id - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak Israel bertanggung jawab penuh atas pembunuhan jurnalis senior Al Jazeera, Shireen Abu Akleh. Perempuan keturunan Palestina-Amerika itu ditembak di kepala saat meliput bentrokan antara pasukan Israel dan warga Palestina di Jenin, Tepi Barat.
Abbas juga menolak tegas penyelidikan bersama sebagaimana ditawarkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Yair Lapid.
"Kami menolak penyelidikan bersama dengan otoritas pendudukan Israel karena mereka melakukan kejahatan dan kami tidak memercayai mereka," kata Abbas, saat upacara pemakaman Abu Akleh di Ramallah, dikutip dari Reuters, Kamis (12/5/2022).
Dia menambahkan, Pemerintah Otoritas Palestina akan membawa kasus ini ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk meminta pertanggungjawaban pelaku.
Israel juga mengklaim sedang meluncurkan penyelidikan untuk menentukan siapa tentara yang membunuh Abu Alkeh. Bahkan militer Zionis menduga pelakunya bukan tentaranya, melainkan pria bersenjata dari Palestina.
Abu Akleh ditembak tiga kali, namun yang terakhir sangat parah hingga menewaskannya. Dia bukan satu-satunya jurnalis yang menjadi korban kebrutalan pasukan Zionis. Ali Samoudi, jurnalis Palestina lainnya juga ditembak di bagian belakang.
Dia menyebut total ada tujuh wartawan yang menjadi korban. Saat itu semua jurnalis mengenakan pakaian identitas yang dengan jelas menandai bahawa mereka wartawan. "Kami melewati pasukan Israel sehingga tentara bisa melihat dan tahu bahwa mereka (para wartawan) ada di sana," kata Samoudi, kepada The Associated Press.
Dia menambahkan tidak ada kelompok militan atau warga sipil lainnya di daerah itu, hanya wartawan dan tentara. Tuduhan militer Israel bahwa pelaku ditembak oleh kelompok militan adalah kebohongan total.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait