BREBES, iNews.id - Data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) mencatat, 84 Sapi terserang Penyakit Kuku Menular (PMK). Dari jumlah tersebut, 7 diantaranya bahkan positif dan lainnya hanya gejala.
Temuan tersebut, merupakan hasil sampling dari sepuluh sapi yang dilakukan uji lab Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kota bawang. Bahkan, 67 sapi lainnya diduga suspect karena mengalami gejala klinis yang mengarah PMK.
Mendapati hal tersebut, semua sapi yang terkonfirmasi positif PMK dilakukan karantina di kandang terpisah. Termasuk, 67 sapi suspect yang tersebar di enam kecamatan hingga dua pekan mendatang dalam pantauan tim DPKH.
Kepala DPKH Brebes Ismu Subroto mengungkapkan, berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner terbagi menjadi dua pengiriman sample. Pertama, pengiriman 10 sample pada Kamis (19/5/2022) lalu dan hasilnya tujuh sapi terkonfirmasi positif PMK dan tiga lainnya negatif.
Kemudian, 67 lainnya baru dikirim Senin (23/5/2022) kemarin dan sambil menunggu hasil lab dilakukan karantina. Sebab, 67 sapi suspect mengalami gejala klinis yang mengarah PMK. Yakni, sariawan atau pecah-pecah pada bagian lidah sehingga membuat nafsu makan hewan ternak berkurang. Selain itu, pada bagian kuku terlihat luka sayatan akibat infeksi penyakit membuat kaki ternak tak kuat menopang tubuh hewan.
"Untuk tujuh sapi yang positif PMK, semuanya dibeli dari Purwodadi dan sejumlah daerah di Jawa Timur. Sedangkan, sapi yang suspect sebagian milik warga sebagian dari luar daerah juga," ujarnya saat dikonfirmasi, (25/05/2022).
Sebaran 67 sapi suspect PMK, lanjut Ismu, merupakan hasil update lapangan terakhir pada Senin (23/5/2022) lalu. Bahkan, semua samplingnya sudah dikirim ke Lab BBVET untuk dilakukan uji laboratorium. Rinciannya, Kecamatan Salem sebanyak 17 kasus, Brebes 20 kasus, Bulakamba 12 kasus. Selanjutnya, Kecamatan Ketanggungan 4 kasus, Tonjong 10 kasus, dan Bantarkawung 14 kasus. Selain itu, tercatat lima sapi ternak yang sudah dinyatakan sembuh dari indikasi gejala PMK. Namun, pengawasan ketat dan karantina bagi sapi suspect dipastikan tetap berlanjut hingga kondisinya pulih dan normal.
Sementara itu, Kabid Keswan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Budi Santosa menambahkan, sebagai upaya pencegahan dan antisipasi penularan PMK sambil menunggu hasil uji lab BBVET. Pihaknya mengaku, sudah berkoordinasi dengan seluruh penyuluh dan pengawas ternak serta peternak. Hasilnya, semua sepakat untuk menutup semua pasar hewan sementara selama dua pekan ke depan. Tujuannya, akan dilakukan sterilisasi kandang secara rutin hingga pengobatan ternak. Dengan begitu, potensi penyebaran virus dan PMK bisa lebih diminimalisir serta semua hewan ternak bisa sehat.
"Bagi peternak yang mengeluhkan kondisi kesehatan hewan ternak, bisa segera lapor jika ada indikasi atau gejala klinis. Sehingga, langkah karantina dan antisipasi bisa dimaksimalkan," tandasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait