JAKARTA, iNews.id - Tahukah anda wilayah Indonesia dikenal dengan memiliki harta karun yang berlimpah dan belum sepenuhnya bisa tergali. Terlebih lagi jika harta karun itu bernilai tinggi dan punya banyak manfaat. Beberapa temuan tersebut ada yang sudah akrab di telinga seperti halnya emas dan tembaga, namun ada juga yang belum dikenal luas seperti halnya mineral Logam Tanah Jarang.
Ihwal temuan tersebut, berikut ini rangkumannya yang dikutip dari berbagai sumber:
1. Tembaga-Emas Onto Sebanyak 2 Miliar Ton
Salah satu yang teranyar adalah temuan terkait potensi sumber daya tembaga-emas Onto di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Diperkirakan, penemuan di provinsi yang berdekatan dengan Pulau Bali tersebut mempunyai potensi sumber daya alam sebesar 1,1 miliar ton tembaga serta emas.
Jika ditotal, sumber daya alam mineral ini mempunyai potensi lebih dari 2 miliar ton. Penemuan pada 2021 merupakan temuan yang lebih besar dari tahun 2019. Pada Desember 2019, PT Sumbawa Timur Mining (STM) mengumumkan, total potensi sumber daya tembaga Onto ini mencapai 1,72 miliar ton.
Potensi sumber daya mineral Onto adalah bagian dari proyek Hu’u milik PT STM yang merupakan pemegang Kontrak Karya (KK) generasi ke-7 yang ditandatangani pemerintah Indonesia pada Februari 1998. Peningkatan potensi sumber daya mineral Onto sebesar 0,4 miliar ton adalah hasil kerja keras, dukungan, serta komitmen selama dua tahun terakhir.
Per Desember 2021, perkiraan potensi sumber daya mineral ini mempunyai total potensi 1,1 miliar ton @ 0,96% Cu (Tembaga), 0,58 g/t Au (Emas), serta potensi sumber daya mineral Tereka yang mencapai 1,0 miliar ton @0,7%Cu dan 0,4 g/t Au.
"Perkiraan potensi sumber daya mineral terbaru ini memperkuat keyakinan kami bahwa sumber daya mineral Onto memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sebuah operasi pertambangan tembaga kelas dunia," kata Presiden Direktur STM Bede Evans dalam konferensi pers, Kamis (21/4/2022).
Untuk diketahui, PT STM telah melakukan kegiatan eksplorasi pada kawasan KK proyek Hu’u sejak 2010. Sebanyak 74 lubang pengeboran dengan total kedalaman 74.130 meter dibor ke dalam potensi sumber daya mineral Onto. Perseroan akan terus melanjutkan pengeboran hingga tahun berikutnya.
Hal ini dilakukan agar karakteristik serta data dari potensi sumber daya mineral Onto lebih lengkap. Hingga saat ini, PT STM telah menyelesaikan 108 lubang bor dengan total kedalaman 115.191 meter di kawasan KK sejak eksplorasi dimulai pada 2010.
Direktur PT STM Hashari Kamaruddin menjelaskan, saat ini sedang dilakukan tahapan studi kelayakan yang ditujukan untuk menentukan potensi sumber daya mineral lebih lanjut. Selain itu, untuk mempelajari karakter geoteknik, hidrogeologi, serta panas bumi dari potensi sumber daya mineral Onto. Pertama kali deposit sumber daya mineral Onto ini ditemukan pada Agustus 2013.
Sejak saat itu, sebanyak 64 lubang pemboran telah dilakukan guna menentukan karakter, luas, serta ukuran sumber daya mineral.
2. Logam Tanah Jarang di Lumpur Lapindo
Selain tembaga-emas Onto di NTB, temuan harta karun lainnya adalah logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth pada lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Sebagaimana diketahui, lumpur Lapindo bermula dari semburan lumpur panas dari pertambangan milik PT Lapindo Brantas.
Lumpur menyembur sejak 29 Mei 2006 atau dua hari setelah gempa bumi besar di Yogyakarta dan terus meluas hingga menggenangi kawasan sekira 800 hektar dan menenggelamkan 16 desa. Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan, lumpur Lapindo mempunyai sejumlah potensi di dalamnya.
Diketahui, di dalam lumpur Lapindo di Sidoarjo ini tersimpan potensi harta karun berupa logam tanah jarang yang dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan baterai listrik.
Temuan logam tanah jarang ini terbilang penting lantaran ke depannya semua kendaraan harus bebas emisi, sehingga mobil listrik lebih banyak digunakan. Logam tanah jarang juga digunakan pada bidang tertentu seperti bidang meterologi guna pembuatan pesawat luar angkasa hingga semi konduktor.
Logam tanah jarang ini disebut sebut jauh lebih mahal daripada emas serta platina. Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM 2009-2020, logam tanah jarang terdapat di di sejumlah daerag. Di antaranya di Tapanuli, Sumatera Utara sekitar 20.000 ton.
Kemudian, di Bangka Belitung terdapat mineral monasit yang mengandung logam tanah jarang. Mineral monasit ini ditemukan bersama endapan timah sekitar 186.000 ton.
Menurut Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, studi terkait kandungan logam jarang itu telah dilakukan sejak 2020. Hasil studi menyebutkan, terdapat kandungan logam tanah jarang yang sangat langka. Namun, belum diketahui secara rinci jumlahnya.
Logam critical raw material (CRM) juga ditemukan di lumpur Lapindo. Jumlahnya diperkirakan lebih besar dibanding logam tanah jarang. CRM adalah mineral mentah untuk industri, seperti antimoni, baryte, bauksit, cobalt.
Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi, ada 28 lokasi yang mempunyai potensi logam tanah jarang. Rinciannya sebanyak 16 lokasi di Sumatera, 7 lokasi di Kalimantan, 3 lokasi di Sulawesi, serta 2 lokasi di Jawa.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait