"Misal di daerah yang pengairannya terbatas seperti di Pantura Tegal ini, petani bisa menggunakan bibit jagung Adv Bejo," ujarnya yang juga sebagai Tehcnology Development Agronomist PT Advanta Seeds Indonesia ditengah acara edukasi petani jagung tersebut.
Selain itu, lanjut Didik, jika petani di daerah yang rawan penyakit bulai maka petani harus memilih bibit yang ketahanan bulainya bagus. Seperti bibit jagung Adv Montok dan Adv Jago.
"Sementara jika petani yang ingin hasil panennya dengan warna yang bagus, petani bisa menggunakan Adv Ruby, jadi memang jika memilih benih harus tepat," ungkapnya.
Terkait Isu harga jagung yang sering anjlok, kata Didik, hal itu memang terkait dengan mekanisme pasar.
"Dimana jika barang banyak maka harga akan turun, tapi jika barang kurang maka harga akan naik. Penyebab lainnya yakni lantaran panen raya dan jagung impor yang masuk ke Pasar Indonesia," tuturnya.
Kemudian, untuk hasil panen yang maksimal harus dilakukan perawatan yang tepat. Seperti pemupukan tiga kali sampai masa panen.
"Pemupukan pertama dilakukan di usia tanaman 0 sampai 1 minggu, yang kedua diusia tanaman 3 minggu kemudian yang terakhir di usia tanaman 6 minggu," jelasnya.
Petani saat melakukan tanam jagung, juga seharusnya memperhatikan musim tanam. Maka jika curah hujan cukup banyak, petani harus memperlebar jarak tanam.
Jika ingin lebih maksimal juga bisa menyemprotkan fungisida anti jamur.
"Jika tidak diperlebar jarak tanamnya, maka kaitannya dengan penyakit tanaman jagung misal busuk batang dan serangan jamur karena lokasi yang lembab. Maka kita sarankan 1 lubang satu benih dengan jarak tanam 75 x 20 cm. Dengan tips tersebut, kami berharap petani jagung lebih bisa meningkatkan hasil panennya," tandasnya.
Editor : Miftahudin