get app
inews
Aa Text
Read Next : Indosat Berhasil Menambah 700.000 Pelanggan Baru

Peringatan Hari Puisi Nasional Kampung Seni Tegal Gelar Membaca Chairil

Rabu, 30 April 2025 | 23:02 WIB
header img
Penampilan seniman Tegal pada peringatan Hari Pusisi Nasional. (Foto: Istimewa/iNewsTegal.id)

KOTA TEGAL, iNews.id - Dalam rangka memperingati Hari Puisi Nasional 2025, Kampung Seni Tegal menggelar kegiatan Membaca Chairil yang bertajuk Dialog, Pembacaan Puisi dan Musikalisasi Puisi di Panggung Alit Kampung Seni Tegal.

"Membaca Chairil merupakan refleksi mengingat karya dan jasa besar Sastrawan Angkatan 45 yakni Chairil Anwar, yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia kesusastraan di Indonesia," kata Ketua Kampung Seni Tegal, Seful Mu'min, Rabu (30/4/2025).

Hari Puisi Nasional (HPN) diperingati pada tanggal 28 April setiap tahunnya. Tanggal wafatnya penyair yang dijuluki sebagai 'Si Binatang Jalang' tersebut menjadi dasar dalam penetapan HPN. "Chairil Anwar dilahirkan pada 26 Juli 1922 di Medan dan tutup usia pada tanggal 28 April 1949 di Jakarta. Dia merupakan sosok penyair yang telah menghasilkan begitu banyak karya," terang Seful.

Seful menyampaikan dalam Membaca Chairil, Kampung Seni Tegal yang digelar Senin (28/2025) kemarin menghadirkan pembacaan puisi dan musikalisasi oleh sastrawan, pegiat dan komunitas Seni sekitaran Tegal Raya, seperti Apito Lahore, Faozan Suwage, Bontot Sukandar, Rias Viri, Dita Akmalia, Verra Okti, Ida Fitri dan Musikalisasi Puisi oleh Tani Klutuk dan Teater Akar FKIP UPS Tegal serta penyampaian catatan kecil Tentang Chairil oleh Iqbal Alfariki.

Membaca Chairil kata Seful merupakan bentuk peringatan dari Hari Puisi Nasional yang tepat terjadi tanggal 28 April. "Ini upaya kami untuk memperingati Hari Puisi Nasional dan mengenalkan karya Chairil Anwar kepada generasi muda saat ini. Bagaimana jasa Chairil lewat puisi-puisinya mampu mempengaruhi perkembangan puisi di Indonesia," ujar Seful.

Sementara itu, Apito Lahire yang merupakan penyair mengungkapkan bahwa Chairil Anwar bagi dirinya merupakan salah satu penyair yang memiliki kekuatan makom untuk bisa membuat kita menjadi manusia, minimal dalam sekecil apapun karena ada 'Aku Ingin Hidup Seribu Tahun Lagi'.

"Hidup itu tidak pernah mati, itu salah satunya yang saya yakini Chairil Anwar menemukan entitas identifikasi karya sebagai seorang manusia yang semangat untuk mengolah kehidupan ini, meskipun secara raga telah dimatikan tapi karyanya tetap kekal," ujar Apito.

Apito juga menambahkan bahwa puisi dari penyair Indonesia harus terus dibaca sebagai biografi yang terus dibuka tafsirnya tak hanya sebagai teks tapi juga konteksnya hingga puisi memberi efek bagi peradaban bagi manusia Indonesia.

Apito berharap sebuah usaha Kampung Seni Kota Tegal yang mesti diteruskan agar sastra puisi tak hanya dimiliki tapi diterjemahkan dalam ruang publik dan komunikatif.

Seorang Guru Bahasa Indonesia, sekaligus pegiat sastra di Tegal Dita Akmalia mengaku merasakan bahwa setiap membaca puisi-puisi Chairil Anwar rasanya kekal. "Kanapa di zaman sekarang karya Chairil Anwar serasa kembali lagi, oh ternyata kita melakukan pengulangan-pengulangan, saya jadi berfikir apa kita yang tidak maju-maju atau perasan manusia seperti itu, atau pemikiran Chairil Anwar sejauh itu," papar Dita.

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut