get app
inews
Aa Text
Read Next : Lucu! Pria Ini Lapor Ketua RT Merasa Diperas Tetangganya, Pinjam Rp500 Ribu Ditagih Setengah Juta 

Viral, Siswi SD ke Sekolah Terpaksa Lewat Sungai Berbahaya karena Jalan Ditutup Sengketa Lahan

Rabu, 30 Juli 2025 | 08:50 WIB
header img
Sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang anak laki-laki berinisial JES (8), siswa kelas II SD Negeri 01 Sampangan, Kota Semarang, harus berjalan menyusuri tepi sungai yang sempit dan berbahaya demi ke sekolah. Foto: medsos

SEMARANG, iNewsTegal.id - Sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang anak laki-laki berinisial JES (8), siswa kelas II SD Negeri 01 Sampangan, Kota Semarang, Jawa Tengah, harus berjalan menyusuri tepi sungai yang sempit dan berbahaya demi bisa pergi ke sekolah.

Situasi ini terjadi karena akses jalan menuju rumahnya ditutup oleh tetangganya akibat sengketa tanah.

Ayah JES, Juladi Boga Siagian (54), mengungkapkan bahwa penutupan jalan terjadi sejak Kamis, 24 Juli 2025. Akibatnya, ia dan keluarganya terpaksa menggunakan jalur sungai sebagai satu-satunya akses keluar-masuk rumah.

Permasalahan ini bermula dari sengketa lahan yang dibeli Juladi dari almarhum Zaenal pada tahun 2011. Namun setelah Zaenal meninggal, adiknya, Sri Rejeki, mengklaim sebagai pemilik sah berdasarkan sertifikat resmi dan melaporkan Juladi ke polisi atas tuduhan penyerobotan tanah.

“Setelah Pak Zaenal meninggal, awalnya tidak ada masalah. Tapi kemudian Bu Sri Rejeki melaporkan saya ke polisi,” jelas Juladi.

Juladi mengatakan transaksi tanah dilakukan secara bertahap dan disertai kesepakatan secara lisan. Sengketa ini kemudian berlanjut ke pengadilan.

Pada 17 Juli 2025, pengadilan menyatakan Juladi bersalah karena menggunakan lahan tanpa hak, dan menjatuhkan hukuman tiga bulan penjara.

“Saya akui saya salah. Tapi saya ingin tahu, sebenarnya berapa meter tanah yang saya serobot? Itu yang ingin saya pertanyakan lewat proses banding nanti,” ujarnya.

Setelah putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap, pihak Sri Rejeki menutup akses jalan yang selama ini digunakan keluarga Juladi. Ia mengaku sudah mengadukan hal ini ke ketua RT dan kelurahan, namun belum ada solusi.

Karena merasa putus asa, Juladi merekam anaknya saat berjalan di pinggir sungai untuk berangkat sekolah, lalu mengunggah video tersebut ke media sosial. “Saya kasihan lihat anak saya,” ucapnya pelan.

Menanggapi kejadian ini, anggota Komisi A DPRD Kota Semarang dari Fraksi PDIP, Rahmulyo Adi Wibowo, meminta agar semua pihak mengedepankan dialog untuk menyelesaikan konflik.

“Sebaiknya semua duduk bersama dan mencari jalan tengah. Kami juga ingin masalah ini segera tuntas,” kata Rahmulyo, Selasa, 29 Juli 2025.

Ia menilai situasi ini sudah mengganggu hak dasar anak untuk mendapatkan pendidikan.

“Kalau kondisinya seperti itu, anaknya jelas jadi kesulitan untuk sekolah. Padahal pendidikan adalah haknya,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kota Semarang, Aji Nur Setiawan, menegaskan pihaknya siap membantu agar JES tetap bisa bersekolah.

“Masalahnya bukan di sekolah. Kami akan bantu sebisa mungkin. Yang terpenting, anak ini jangan sampai putus sekolah,” tegasnya. 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut