Pemkab Brebes Pastikan Pesantren Ramah Anak, Bebas Bullying
Begitu pula Pemkab Brebes berkomitmen untuk terus mendukung setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan pesantren, termasuk dalam penerapan prinsip ramah anak. "Kami meyakini bahwa pesantren yang ramah anak akan melahirkan generasi santri yang tidak hanya cerdas spiritual dan intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial serta rasa kasih terhadap sesama," katanya.
Paramitha mengingatkan, bahwa santri bukan hanya penjaga nilai-nilai agama dan moral bangsa, tetapi juga agen perubahan yang berperan aktif dalam membangun peradaban dunia yang damai, berkeadilan, dan berkemajuan.
Menurutnya, halaqah dengan fokus pesantren ramah anak menjadi sangat penting. "Pesantren selama ini telah menjadi lembaga pendidikan yang menanamkan nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan. Namun di era modern ini, pesantren juga dituntut untuk semakin adaptif terhadap tantangan zaman, termasuk dalam hal perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak," pungkasnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Brebes KH Sholahudin Masruri berharap, masyarakat khususnya Majelis Wakil Cabang (MWC) NU dapat mensosialisasikan bahwa pesantren itu adalah tempat karakter building atau pendidikan karakter yang sesuai-sesuai dengan beberapa kearifan lokal yang di telah disuritauladani oleh para kiai.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Bukhori Tanjung KH Hudalloh Karim mengatakan, halaqah dimaksudkan untuk memperkenalkan pesantren yang ramah anak dan ramah santri. Namun di luar masih ada isu-isu yang mengatakan pesantren kurang ramah anak "Kita ingin menepis ketika ada isu-isu di luar bahwa di pesantren ada tindakan bullying, karena ternyata kenyataannya di pesantren ada pendidikan karakter, intinya itu," jelas KH Hudalloh sekaligus narasumber halaqah.
Editor : Miftahudin