NEW YORK, iNews.id - Pendiri The Recording Revolution, Graham Cochrane menghasilkan 160.000 dolar AS atau setara Rp2,3 miliar dalam sebulan. Penghasilannya itu didapat dari bekerja hanya 5 jam seminggu atau sekitar 20 jam sebulan.
Sebelum menghasilkan miliaran rupiah dengan jam kerja yang sedikit, Cochrane yang menyukai musik dan ingin menjadi musisi penuh waktu ini sebelumnya bekerja sebagai teknisi audio sambil mengembangkan bisnisnya sebagai produser musik lepas untuk artis indie.
Namun pada 2009, ketika usianya 26 tahun, dia kehilangan pekerjaannya dan memutuskan menjalankan bisnis produksi secara penuh waktu. Saat itu, dia menghasilkan antara 800 hingga 1.000 dolar AS per bulan. Sementara istrinya menghasilkan 500-1.000 dolar AS per bulan sebagai fotografer.
"Selain dari penghasilan itu, kami hidup dari tabungan dan kupon makanan kami. Kami juga menjadi orang tua baru. Saat itulah tekanan keuangan benar-benar mulai muncul," katanya, dikutip dari CNBC International, Jumat (8/4/2022).
Karena itu, pada akhir 2009, dia memutuskan memulai blog musik, dengan nama The Recording Revolution. Itu dilakukan kerena dia sudah putus asa untuk menghasilkan banyak uang. Dia pun berpikir bisnis online akan membantunya mendapatkan banyak klien.
"Butuh beberapa waktu bagi saya untuk belajar bagaimana mengubahnya menjadi bisnis yang menguntungkan. Tapi pada 2022, saya menghasilkan lebih banyak uang dari bisnis online saya daripada yang pernah saya lakukan sebagai produser," ujar Cochrane.
Dia juga menghasilkan 120.000 dolar AS per bulan lewat bisnis pelatihan online-nya, di mana dia mengajarkan kliennya apa yang dia lakukan untuk membuat The Recording Revolution sukses. Pada usia 38, dia mengaku telah mencapai hal yang luar biasa dalam hidupnya, yakni memiliki dua bisnis, di mana dia hanya bekerja lima jam per minggu. Sisa waktunya, dia habiskan bersama keluarga.
"Bagaimana saya mengubah hasrat saya menjadi bisnis. Saya memulai The Reording Revolution sebagai blog dan saluran YouTube untuk membagikan apa yang saya ketahui tentang musik dan menarik lebih banyak klien untuk bisnis produksi saya," ujarnya.
Pada awalnya, dia memposting tiga blog di situs webnya dan satu video di YouTube per minggu. Dia berbagi tips untuk berbagai teknik perekaman dan pengeditan, serta ulasan produk dan wawancara dengan musisi dan produser.
Pada tahun pertamanya sebagai YouTuber, view hariannya melonjak dari sekitar 60 view per hari menjadi 2.000 per hari. Seiring bertambahnya jumlah penonton, dia melihat peluang untuk memonetisasi konten. "Awalnya, saya menghasilkan 200 hingga 1.000 dolar AS per bulan melalui sponsor video dan pendapatan iklan.
Untuk mendapatkan kesepakatan ini, saya membuat kit pers yang membagikan lalu lintas situs web dan demografi pembaca saya, dan mengirimkannya ke merek yang membuat produk yang diinginkan audiens saya. Saya juga menawarkan mereka tempat di video YouTube saya atau tempat iklan spanduk di blog saya," tuturnya.
Namun pada 2010, dia menemukan kunci untuk bisnis yang lebih menguntungkan, yakni membangun dan meluncurkan produk digital sendiri, seperti eBook atau kursus online, yang mengajarkan keterampilan berharga yang dipelajarinya kepada banyak orang.
Kemudian dia meningkatkan bisnis produksinya pada 2012. Dan hari ini, dia telah menjual lusinan kursus online dan komunitas online khusus anggota melalui The Recording Revolution. Biayanya berkisar dari 67 hingga 397 dolar AS. Dari Oktober 2018 hingga September 2019, dia menghasilkan penjualan sebesar 1 juta dolar AS.
Dan pada 2021, setelah berhenti memproduksi konten sehari-hari, The Recording Revolution menghasilkan sekitar 40.000 dolar AS per bulan. "Bisnis kedua saya, yang mengajarkan orang cara memonetisasi pengetahuan dan hasrat mereka seperti yang saya lakukan diluncurkan pada 2018. Selama enam bulan terakhir, saya telah menghasilkan 120.000 dolar AS per bulan dalam pendapatan pasif dari kursus online" ucap Cochrane.
Saat ini, sekitar 2.800 pemilik bisnis menggunakan produk pelatihannya. Tujuannya adalah untuk membantu mereka mengembangkan bisnis online sambil bekerja dengan waktu lebih sedikit.
Editor : Miftahudin