Kisah berlanjut saat Eka ternyata harus pindah dari rumahnya ke rumah orangtua si pria di Karawang, Jawa Barat. Keputusan ini diambil dengan alasan agar Eka mudah mengakses persiapan pernikahan, termasuk fitting baju pernikahan.
Lamaran dan akad nikah pun terjadi di waktu yang sama, 6 Maret 2022. Menurut Eka, itu dilakukan agar tidak ada hal buruk menimpa dirinya.
Setelah sah jadi istri di mata agama, Eka dibawa suaminya ke rumah orangtua si pria. Rencananya, Eka menetap di rumah mertuanya sepekan sampai resepsi berlangsung.
"Namun, tepat sehari setelah lamaran dan akad, yaitu 7 Maret 2022, mertuaku mengizinkan aku untuk tinggal di rumah suamiku," ucap Eka.
Ya, suami Eka sebelum sah menikahinya memang sudah punya rumah sendiri, terpisah dari rumah orangtuanya.
Eka merasa senang akhirnya satu atap dengan suaminya. Dari situ dia pun mulai mengenali suaminya, baik apa yang disuka maupun tak disuka. Melakukan berbagai hal yang saat itu dipikir Eka akan dapat menyenangkan hati suaminya.
Sampai pada 8 Maret 2022 kejadian tak terduga terjadi dan itu membuat Eka yakin kalau suaminya mengidap OCD. Awalnya dia tak mempermasalahkan kondisi kesehatan mental suaminya dengan OCD. Karena, meski ada gangguan OCD suaminya hidup dengan baik, segalanya steril.
Di sisi lain, Eka menjelaskan kalau selama hidup seatap dengan suaminya, dia baru tahu kalau mantan suaminya itu tempramental dan tak dapat mengatur emosinya.
Editor : Miftahudin