Kemudian, di tahun 2022, pihaknya juga melakukan proses lanjutan, termasuk mempersiapkan terkait kebutuhan anggarannya.
"Tahap awal ini selain mengusulkan ke pusat, sesuai kewenangan daerah kita akan membuat SK Bupati terkait Geosite, dan ini akan direalisasikan tahun 2022. Kemudian, kami juga terus berproses terhadap tahapan lainnya," lanjut dia.
Peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Didit Hadi Barianto mengungkapkan, yang disebut Situs Bumiayu meliputi tiga kecamatan di wilayah Brebes bagian selatan. Yakni, Bumiayu, Tonjong dan Bantarkawung.
Kawasannya meliputi enam sungai, di antaranya Sungai Pemali, Sungai Glagah, Sungai Bodas, Sungai Cisaat dan Sungai Gintung. Dari enam sungai tersebut, sudah dilokalisir titik-titik yang penting.
"Yang menjadi poin penting Situ Bumiayu ini diusulkan menjadi Geopark, karena di tempat ini ditemukan homo erectus, dan kelasnya menjadi mendunia. Sebab, homo erectus ini hanya ditemukan di lima negara, salah satunya di Bumiayu," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam persiapan tersebut pihaknya juga melibatkan para pelestari situ purbakala lokal. Diharapkan, dengan menjadi Geopark, Brebes nantinya akan lebih dikenal. Selain ini, menjadi sumber edukasi terkait kepurbakalaan.
"Saat ini tahapannya tinggal mengusulkan ke pusat, karena berkas usulan sudah lengkap. Selanjutnya kami akan menyiapkan dokumen juknis dan persiapan pemberdayaan masyarakat menuju Geopark ini," paparnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Brebes, Narjo menegaskan, secara prinsip Pemkab mendukung secara penuh adanya usulan Geopark di Situs Bumiayu, termasuk akan mendukung terkait kebutuhan anggarannya.
Di samping akan menjadi pusat studi, keberadaan Geopark itu juga menjadi salah satu destinasi wisata yang bisa mendatangkan pendapatan asli daerah.
"Yang jelas, kami atas nama Pemkab Brebes mendukung penuh, dan berharap usulan ini bisa terealisasi," tandasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait