Meski demikian, masyarakat umat Islam yang menjadi kaum mayoritas tidak pernah membeda-bedakan atau bahkan mengucilkan. Justru kerukunan antar umat beragama di kampungnya, terjalin sangat baik.
“Pak Totok ya biasa berbaur dengan umat Islam di sini, nggak masalah. Gereja juga sering digunakan oleh umat Katholik dari luar desa, masyarakat sini welcome banget," kata Widayat.
Saat saya berkunjung ke kediaman Totok dan Titik Umiyati, saya ditemui Titik dengan penuh keramaian.
“Bapak kebetulan lagi pergi ke sawah," ujarnya. Titik mengaku meski sebagai kaum minoritas, namun ia dan suaminya hidup tenang di Desa Kajar. Meski berbeda agama, kerukunan dengan tetangganya selalu terjaga.
“Baik pak, saling membantu, saling menghargai. Di sini padahal cuma 2 orang pemeluk Katholik, saya dan suami," ungkapnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait