"Karena area sektor C sangat luas dan juga kedalaman sektor C ada yang mencapai 20 meter lebih, kami kesulitan untuk mendeteksi keberadaan korban. Karena hal tersebut, kami dengan terpaksa menghentikan pencarian," terang Budiono yang juga selaku SMC sektor SAR penanganan korban tanah longsor.
Dengan berbagai pertimbangan proses pencarian pada hari ini resmi dihentikan. Termasuk diantaranya masih perlunya Satuan Tugas Penanganan Tanah Longsor Pemerintah Daerah Banjarnegara untuk fokus penanganan kepada para pengungsi seperti penyediaan hunian sementara akibat tinggal tinggal mereka sudah tidak layak huni dan berbahaya.
"Masih ada 11 dari 28 korban yang belum berhasil ditemukan. Namun dengan berbagai pertimbangan dan juga setelah melalui pembahasan di tingkat pengampu kepentingan dan juga musyawarah dengan pihak keluarga yang anggota keluarganya belum ditemukan, akhirnya pada hari ini secara resmi operasi SAR pencarian korban tertimbun longsor di desa Pandanarum Banjarnegara kami hentikan" tegas Budiono.
"Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terlibat di cluster SAR selama proses pencarian seperti dari TNI, Polri, BPBD, PMI, Tagana serta kawan-kawan Potensi SAR lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas kerjasamanya selama sepuluh hari ini. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, namun Tuhanlah yang menentukan," pungkas Budiono.
Longsor di dukuh Situkung Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum Kabupaten Banjarnegara terjadi pada hari minggu, 16 November 2025 lalu. Akibat longsor, sebanyak 1.019 warga harus mengungsi, 17 orang meninggal dunia dan 11 lainnya tidak berhasil ditemukan.
Editor : Rebecca
Artikel Terkait
