KOTA TEGAL, iNews.id - Untuk mewaspadai terulang kembali terjadinya kebakaran di pelabuhan, Polda Jawa Tengah bersama tim Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) dan Tim Pemadam Kebakaran memberikan sosialisasi pencegahan kebakaran kepada seluruh Anak Buah Kapal (ABK) nelayan di wilayah pantura. Kamis (02/06/2022)
Sosialisasi tersebut untuk mewaspadai kejadian kebakaran kapal di dermaga agar tak terjadi lagi.
Terlebih dalam waktu beberapa tahun belakangan, insiden kebakaran kapal terus terjadi hingga menimbulkan kerugian hingga puluhan milliar dan berdampak pada kelangsungan hidup ABK.
Kasubdit 4 Dit Intelkam Polda Jateng Kompol Kelik Budi Antara menekankan kepada kelompok maupun paguyuban nelayan pemilik kapal di Kota Tegal dan pesisir pantai selatan di Jawa Tengah yang bersandar agar selalu waspada dan melakukan antisipasi supaya menjaga situasi di tempat bersandarnya kapal agar tidak terjadi insiden kebakaran kapal.
"Karena faktor penyebab kebakaran kapal selama ini, diantaranya human eror (membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan) dan instalasi kelistrikan yang tidak aman. Makanya mereka kami kumpulkan disini, agar para ABK kami berikan pengetahuan SOP untuk mengetahui langkah dan antisipasi yang dilakukan agar tak terjadi kebakaran," ujarnya dihadapan ratusan nelayan Pantura Tegal dalam kegiatan Penyuluhan Pencegahan Kebakaran Kapal.
Apalagi, lanjut Kompol Kelik, jumlah kapal berbagai ukuran yang bersandar di pelabuhan perikanan atau dermaga di Tegal jumlahnya lebih dari seribu. Sehingga penumpukan di dermaga di waktu tertentu itu, berpotensi terjadi kerawanan kebakaran yang tak terkendali.
"Jika semua kapal bersandar bersama, pasti terjadi penumpukan. Apabila terjadi kebakaran satu kapal, akan cepat merambat kapal disebalah-sebelahnya. Apalagi, disaat penumpukan kapal tidak bisa mundur. Belum lagi adanya pendangkalan di dermaga. Ini menjadi perhatian serius, kami minta komitmen seluruh nelayan untuk bekerja aman dan meminimalisir itu semua," katanya.
Idealnya, kata dia, satu pelabuhan perikanan atau dermaga memiliki satu kapal cepat pemadam kebakaran. Sehingga upaya tanggap darurat kebakaran cepat tertangani.
"Kalau persoalan luasan pelabuhan perikanan dan dermaga yang tidak ideal ini bukan kewenangan kami. Paling tidak, ada upaya lain seperti ada satu kapal cepat atau mobil pemadam kebakaran yang standby," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Eko Susanto menyatakan, safety first (mengutamakan keamanan) dalam SOP pengoperasian kapal harus benar - benar disiplin diterapkan.
"Dengan kegiatan ini, kami tekankan kepada teman-teman nelayan untuk menumbuhkan kesadaranya bekerja disiplin sesuai SOP agar aman dan jangan ngawur. Human eror yang sering terjadi ini harus diminimalisir. Karena jika terjadi kebakaran kapal konsekuensinya pasti menimbulkan kerugian besar," katanya.
Selain persoalan penumpukan kapal di pelabuhan perikanan dan dermaga, kata Eko, juga pendangkalan yang terjadi membuat kapal nelayan kesulitan dalam bersandar. Ia pun telah mengusulkan kepada pemerintah agar memiliki kapal pemadam kebakaran di masing-masing pelabuhan perikanan atau dermaga.
"Disejumlah titik memang terjadi pendangkalan, ini yang menyulitkan. Untuk antisipasi kebakaran, kami juga usulkan ke Pemkot Tegal untuk penempatan kapal cepat pemadam kebakaran. Ini kebutuhan mendesak. Apalagi dermaga disini over kapasitas. Idealnya hanya 250 kapal untuk bersandar, tapi jumlah kapal lebih dari seribu," pungkasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait