5 Kisah Inspirasi Juragan 99, Pernah Hidup Susah dengan Budget Lauk Makan Rp15 Ribu Per Hari

JAKARTA,iNews.id - Lima kisah inspirasi Gilang Widya Permana, atau yang akrab disapa Juragan 99, pernah hidup susah dengan badget lauk makan Rp15 ribu per hari. Gilang Widya Permana yang merupakan suami dari Shandy Purnamasari dimana pasangan pengusaha yang sukses hingga dijuluki sebagai crazy rich Malang ini memang selalu tampil mesra sebagai pasangan pengusaha kaya raya.

Namun saat ini pasangan ini tengah menjadi sorotan publik setelah sang istri, Shandy Purnamasari, mengunggah postingan yang mengisyaratkan perpisahan. 

Kabar tersebut pun mendapat beragam tanggapan dari warganet. Pasalnya, baik Gilang atau yang akrab maupun Shandy Purnamasari terbilang sukses menjalankan deretan bisnis mereka. 

Bagaimana fakta perjalanan Crazy Rich Malang hingga sukses seperti sekarang? MNC Portal merangkum beberapa faktanya sebagai berikut. Yuk, simak!

5 Fakta Perjalanan Crazy Rich Malang

Sebelum sukses dengan beragam bisnisnya, ada sejumlah fakta menarik mengenai perjalanan Crazy Rich Malang ini. Beberapa fakta tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Mengawali Usaha Cuci Motor

Tidak berasal dari keluarga yang kaya raya, Gilang Widya Permana mengawali usahanya dari sebuah usaha cuci motor. Usaha ini dilakukannya bahkan ketika dirinya masih kuliah. Usaha cuci motor lima ribuan ini awalnya dikerjakannya sendiri. Setelah usaha ini berkembang, ia kemudian mampu mempekerjakan karyawan. Crazy Rich Malang ini mendapatkan omzet berkisar Rp800 ribu sampai Rp1 juta per bulannya dengan perkiraan rata-rata 50 unit sepeda motor yang dicuci per harinya. 

Tak hanya itu, semasa kuliah, Gilang pun bekerja sebagai freelance tour leader wisata yang juga menjadi tempat pertemuan pertama kalinya dengan sang istri, Shandy Purnamasari. 

2. Pernah Menjadi Reseller Produk Kecantikan Orang Lain

Sebelum berhasil memiliki pabrik kosmetik sendiri dan menjalankan MS Glow, siapa sangka bahwa pria yang disebut Juragan 99 ini terlebih dulu menjual produk kecantikan milik orang lain. Bisnis reseller ini dilakukan Gilang pada 2013 silam. Ia memanfaatkan media sosial untuk menjual produk kecantikan tersebut secara online. Tak disangka, usahanya ini membuahkan sukses besar. Berbekal kesuksesan ini, ia dan sang istri pun memutuskan untuk membuka klinik kecantikan di Malang. 

3. Sempat Menjajal Usaha Berjualan Keset

Tak hanya usaha cuci motor dan reseller, fakta perjalanan Crazy Rich Malang ini juga tak terlepas dari usaha berjualan keset yang sempat dilakukannya. Dalam sebuah wawancara, Gilang juga mengaku bahwa dirinya sampai menjajakan sendiri produk keset tersebut ke mana-mana. Tak hanya menjajakan, Gilang juga terlibat langsung dalam produksinya. Ia sengaja belajar membuat keset dari kain perca di sebuah desa. 

4. Pernah Hidup Susah dengan Budget Lauk Makan Rp15 Ribu Per Hari 

Sukses sebagai pengusaha tentu saja membuat kehidupan Gilang dan Shandy dilimpahi kekayaan. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan keduanya pada masa awal merintis usaha. Gilang dan Shandy harus merasakan kehidupan yang serba susah karena keterbatasan ekonomi pada saat itu. Mengutip dari vlog Arief Muhammad, Minggu (21/6/2020), Gilang mengaku pernah hidup dengan budget lauk untuk makan hanya sebesar Rp15 ribu untuk makan sehari. 

5. Pernah Jadi Tersangka Penjiplakan Wadah Kosmetik

Banyak orang tidak tahu bahwa Juragan 99 ini pernah ditetapkan sebagai tersangka oleh Direskrimsus Polda Jawa Timur pada 2018 lalu. Ia tercatat sebagai tersangka atas kasus penjiplakan wadah kosmetik. Direskrimsus Polda Jatim menetapkan tiga tersangka atas kasus ini antara lain pasangan Crazy Rich Malang yakni Gilang Widya Permana, Shandy Purnamasari, dan Wiliam Junarto Santoso. Meski demikian, tidak ada penahanan atas kasus ini karena ancaman hukuman kurang dari empat tahun.

Itulah sederet fakta perjalanan Crazy Rich Malang sebelum sukses seperti sekarang. Meski awalnya hanya orang biasa yang mengawali usaha dari bawah, Gilang Widya Permana berhasil membesarkan bisnisnya hingga membuatnya bergelimang harta.

Editor : Miftahudin