get app
inews
Aa Text
Read Next : Pertamina Patra Niaga Investigasi Kualitas Pertamax Gandeng LAPI ITB

3 Jenderal di Era Orde Baru yang Miliki Kemampuan Luar Biasa Dalam Bidang Intelijen

Rabu, 03 Agustus 2022 | 08:30 WIB
header img
Jenderal Benny Moerdani salah satu Jendela yang memiliki kemampuan luar biasa pada jaman orde baru. (Foto: Istimewa)

2. Ali Moertopo

Jenderal selanjutnya yang menjadi kepercayaan Soeharto adalah Letnan Jenderal Ali Moertopo. Melansir laman Kepustakaan Presiden Perpusnas, pria kelahiran Blora, 23 September 1924 ini pernah didapuk menjadi Menteri Penerangan (1978-1983), Deputi Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (1974-1978), dan Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (1974—1978). Ali adalah orang kepercayaan dan andalan Soeharto yang ahli dalam berstrategi.

Ia juga mempunyai kompetensi di bidang intelijen dan berperan melakukan modernisasi badan intelijen negara usia kejadian kelam di tahun 1965. Sementara itu, ia juga turut berpartisipasi mendirikan CSIS atau Center of Strategic and International Studies pada 1971.

Hasil penelitian CSIS mencakup dunia internasional dan menjadi acuan akademisi apabila ingin menganalisis kebijakan pemerintahan masa Soekarno.

Ia juga mempunyai kompetensi di bidang intelijen dan berperan melakukan modernisasi badan intelijen negara usia kejadian kelam di tahun 1965. Sementara itu, ia juga turut berpartisipasi mendirikan CSIS atau Center of Strategic and International Studies pada 1971.

Hasil penelitian CSIS mencakup dunia internasional dan menjadi acuan akademisi apabila ingin menganalisis kebijakan pemerintahan masa Soekarno.

3. Yoga Sugama

Jenderal Yoga Sugama juga masuk dalam daftar jenderal terkenal di masa Soeharto. Ia merupakan tokoh intelijen Indonesia dan mengabdi sebagai Kepala BAKIN atau Badan Koordinasi Intelijen Negara era 1980-an. Selama bertugas sebagai intel, Yoga dikenal sangat jelas apabila memberikan informasi. Segala informasi yang ia sampaikan tidak ada yang ditutup-tutupi.

Dirinya bahkan pernah menyarankan Soeharto untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden. Hal ini dilakukannya lantaran ia mendapat informasi intelijen dan memprediksi bahwa pemerintahan Soeharto akan hancur.

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut