Internet Rakyat Hadir di Indonesia: WiFi 5G Unlimited 100 Mbps Cuma Rp 100 Ribu per Bulan
Tegal, iNewsTegal.id - Pemerintah Indonesia bersama mitra swasta meluncurkan program strategis bernama Internet Rakyat, yang menawarkan akses WiFi rumah berkecepatan tinggi dengan biaya sangat terjangkau. Paket utamanya: 100 Mbps dan kuota unlimited, hanya Rp 100.000 per 30 hari.
Layanan ini menggunakan teknologi Fixed Wireless Access (FWA) 5G pada pita frekuensi 1,4 GHz, dan menerapkan arsitektur Open RAN, sebuah pendekatan inovatif yang memungkinkan fleksibilitas dari segi infrastruktur dan biaya.
Operator yang terlibat dalam program ini adalah Surge / PT Solusi Sinergi Digital Tbk melalui anak usahanya PT Telemedia Komunikasi Pratama, bekerja sama dengan Orex SAI, perusahaan hasil patungan NTT Docomo dan NEC.
1. Gratis sewa modem (CPE), jadi pengguna tidak perlu membeli perangkat.
2. Gratis langganan bulan pertama bagi pendaftar baru.
3. Tanpa biaya pemasangan. Teknisi akan memasang modem di rumah tanpa biaya tambahan.
Saat ini, layanan Internet Rakyat baru tersedia di beberapa wilayah prioritas, yaitu Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.
Rencana pengembangan akan terus dilakukan agar cakupan bisa semakin meluas.
Bagi masyarakat yang tertarik, berikut langkah pra-registrasi yang harus dilakukan:
1. Buka situs pendaftaran di internetrakyat.id/register atau mytelemedia.id.
2. Isi data diri: nama lengkap, email, nomor WhatsApp aktif.
3. Verifikasi nomor WhatsApp melalui OTP yang dikirim sistem.
4. Lengkapi alamat lengkap: provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, desa, jalan, nomor rumah.
5. Tentukan titik rumah pada peta digital untuk memastikan lokasi Anda masuk dalam cakupan jaringan.
6. Setujui syarat dan ketentuan, lalu kirim formulir pendaftaran.
Meski disebut “unlimited”, kecepatan riil dapat berbeda tergantung kualitas sinyal di lokasi dan kepadatan pengguna.
Pra-registrasi saat ini tidak langsung berarti langganan aktif. Tim teknis akan melakukan pengecekan kelayakan jaringan sebelum pemasangan.
Karena program ini masih dalam fase awal, masyarakat di luar wilayah awal cakupan (misalnya wilayah di luar Jawa, Maluku, dan Papua) harus bersabar menunggu pengembangan lebih lanjut
Editor : Rebecca