2. Sierra Leone
Negara yang berbatasan dengan Guinea di sebelah utara, Liberia di tenggara, dan Samudera Atlantik di barat daya ini memiliki total populasi sebanyak 8.692.606 jiwa dengan 77,1 persen di antaranya beragama Islam
Meskipun memiliki sumber daya mineral, pertanian, dan perikanan yang substansial, Sierra Leone masih belum pulih dari perang saudara yang menghancurkan sebagian besar institusi. Hampir dua dekade setelah perang berakhir, Sierra Leone masih berjuang memulihkan ekonomi mereka.
Sierra Leone mencatat PDB per kapita sebesar 509,3 dolar AS atau Rp7,34 juta (asumsi kurs Rp14.422 per dolar AS) pada 2020. Negara ini sangat miskin dan hampir dari setengah penduduk usia kerja terlibat dalam pertanian subsisten.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi negara itu didorong oleh sektor pertambangan. Ekspor utama Sierra Leone adalah bijih besi, berlian, dan rutile. Meski demikian, harga keekonomian dari komoditas masih saja rentan terhadap naik turunnya harga internasional.
3. Niger
PBB menempatkan Niger sebagai negara terbelakang kedua di dunia pada 2016 karena berbagai faktor, seperti kerawanan pangan, kurangnya industri, pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan sektor pendidikan yang lemah. Perekonomian Niger berpusat pada tanaman subsisten, ternak, dan beberapa deposit uranium terbesar di dunia.
Negara ini memiliki populasi 24.484.587 jiwa dengan 99,3 persen di antaranya muslim. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol juga membuat ekonomi negara Niger semakin sulit.
Editor : Miftahudin