Ketika itu, petugas Imigrasi Timor Leste memberikan informasi soal kabar UAS adalah teroris.
"Saya tanya orang Imigrasi, kenapa kalian tak izinkan saya masuk? Ada informasi baru Bapak teroris. Kenapa kalian kasih tahu sekarang, kenapa nggak kemarin-kemarin?. infomrasi baru sejam lalu," katanya.
Dia juga menduga saat masuk Timor Leste akan mempengaruhi suara Calon Presiden 2019. Saat itu ada dua pasangan Capres yakni Prabowo-Sandiaga Uno dan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Waktu itu maklum masuk Timor Leste mempengaruhi dua calon, satu Pak Prabowo dan satu lagi incumbent tapi itu dulu 2018 sekarang sudah 2022," katanya.
Atas hal tersebut, dia meminta pemerintah Singapura memperbarui file lama. Dia merasa file Singapura belum di-update atau diperbarui. "Saya khawatir file lama belum dihapus masih ada lagi. Orang Singapura mesti update status cari ini orang siapa," katanya.
Sebelumnya, Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo. Suryopratomo mengaku belum mendapatkan informasi lebih rinci soal syarat apa saja yang tidak dipenuhi UAS hingga tidak diizinkan masuk Singapura.
Suryopratomo menekankan bahwa yang berwenang untuk menjelaskan penyebab UAS dipulangkan kembali ke Indonesia adalah otoritas Singapura. Oleh karenanya, Dubes Singapura untuk Indonesia di Jakarta wajib menjelaskan alasan sempat menahan dan melarang UAS masuk ke Singapura.
Editor : Miftahudin