BREBES, iNews.id - Lantaran divonis dokter menderita epilepsi dan sering mengalami kejang, Muhammad Fikri, bocah berusia 12 tahun di Kabupaten Brebes hanya bisa berbaring tempat tidurnya. Sejak setahun lalu, ia tak bisa beraktivitas seperti teman-teman lainnya.
Fikri sering mengalami kejang saat usianya baru tiga bulan. Sakitnya makin parah saat usianya menginjak 11 tahun.
Sesekali Fikri mengerang kesakitan di tempat tidurnya yang tanpa kasur. Bocah asal Desa Pesantunan Kecamatan Wanasari ini sudah beberapa kali menjalani pengobatan dokter. Meski begitu, hingga saat ini belum membuahkan hasil.
Anak dari pasangan Warsinih dan Tori ini terakhir menjalani pengobatan sekitar setahun lalu.
Warsinih Ibu Fikri saat ditemui di rumahnya di RT 4 RW 6 Desa Pesantunan mengatakan, lantaran menderita epilepsi dan sering mengalami kejang, Fikri sering terjatuh saat bermain. Kondisi ini membuat sakitnya semakin parah.
"Saat mau didaftarkan ke sekolah sakit semakin parah dan cuma bisa berbaring," ujarnya. Jumat (20/05/2022).
Sakitnya pun belum bisa disembuhkan hingga kini. Kondisi anak bungsu dari tiga saudara itu, kini semakin parah dan tidak bisa berbicara.
Selain tak bisa bicara, Fikri juga tak bisa menangis. Sesekali ia hanya bisa membuka mulutnya dan mengerang saat merasakan sakit.
Warsinih berharap anaknya bisa disembuhkan, agar bisa bermain bersama teman sebayanya seperti sedia kala. Sebab, sebelum sakitnya semakin parah, Fikri adalah anak yang ceria.
Warsinih mengaku, sudah membawa Fikri menjalani pengobatan di sejumlah dokter rumah sakit.
Menurutnya, belum ada doker yang bisa menyembuhkan sakit yang diderita anak bungsunya. Lantaran keterbatasan biaya, sejak setahun lalu Fikri pun hanya dirawat di rumahnya.
Suaminya hanya seorang nelayan yang penghasilannya tak menentu.
"Saat itu dokter rumah sakit di sini menyarankan agar dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang, namun kami tidak memiliki biaya untuk operasional atau untuk kebutuhan di sana," lanjut dia.
Selama ini, Fikri menjalani pengobatan di rumah sakit yang ada di Brebes menggunakan kartu jaminan kesehatan dari pemerintah.
Dengan berbekal BPJS, dokter menyarankan untuk segera dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang. Hingga kini saran dokter belum ia lakukan lantaran tak memiliki biaya untuk memenuhi kebutuhan selama menjalani pengobatan.
"Kami berharap bisa ada yang membantu untuk kesembuhan anak kami," tandasnya.
Editor : Miftahudin