Apalagi, lanjut Kompol Kelik, jumlah kapal berbagai ukuran yang bersandar di pelabuhan perikanan atau dermaga di Tegal jumlahnya lebih dari seribu. Sehingga penumpukan di dermaga di waktu tertentu itu, berpotensi terjadi kerawanan kebakaran yang tak terkendali.
"Jika semua kapal bersandar bersama, pasti terjadi penumpukan. Apabila terjadi kebakaran satu kapal, akan cepat merambat kapal disebalah-sebelahnya. Apalagi, disaat penumpukan kapal tidak bisa mundur. Belum lagi adanya pendangkalan di dermaga. Ini menjadi perhatian serius, kami minta komitmen seluruh nelayan untuk bekerja aman dan meminimalisir itu semua," katanya.
Idealnya, kata dia, satu pelabuhan perikanan atau dermaga memiliki satu kapal cepat pemadam kebakaran. Sehingga upaya tanggap darurat kebakaran cepat tertangani.
"Kalau persoalan luasan pelabuhan perikanan dan dermaga yang tidak ideal ini bukan kewenangan kami. Paling tidak, ada upaya lain seperti ada satu kapal cepat atau mobil pemadam kebakaran yang standby," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Eko Susanto menyatakan, safety first (mengutamakan keamanan) dalam SOP pengoperasian kapal harus benar - benar disiplin diterapkan.
Editor : Miftahudin