6 Daerah di Jawa Barat yang Paling Banyak Janda, Pantura Terdepan

Lutfan Faizi
Ilustrasi kampung janda.(Foto:Ist)

JAKARTA, iNews.id - Tingginya angka perceraian di beberapa daerah di Jawa Barat, memunculkan setatus janda bagi para perempuan yang gagal mengarungi bahtera rumah tangganya. Wilayah Pantura Jawa Barat menjadi daerah yang paling banyak angka perceraian.

Gagalnya pernikahan hingga berujung perceraian ini banyak didominasi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor ekomoni hingga perselingkuhan.

Bahkan jumlah janda di kota ini dilaporkan terus bertambah setiap tahunnya. Namun, hakim terlebih dahulu melakukan mediasi sebelum mengabulkan gugatan cerai dalam persidangan. Berikut kota dengan janda terbanyak di Jawa Barat seperti dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (28/6/2022).

1. Cirebon

Semenjak pandemi Covid-19 merebak, tercatat sekitar 7.328 kasus perceraian terjadi di Cirebon pada 2021. Pandemi yang menyebabkan orang-orang kehilangan pekerjaan menjadi faktor penyebab utama pasangan suami istri memilih untuk berpisah dan bercerai. 

2. Indramayu

Tercatat sekitar 12.000 pasangan suami istri resmi berpisah setiap tahun di Indramayu. Ironisnya, dari angka tersebut, rata-rata didominasi oleh pasangan suami istri muda yang memilih mengakhiri pernikahan mereka. Faktor yang paling berpengaruh pada tingginya angka perceraian ini adalah pernikahan usia dini. Alhasil, hubungan para pelaku pernikahan tersebut, yang notabene masih berusia muda, tidak mampu bertahan dalam pernikahan untuk waktu yang lama dan memilih mengakhiri pernikahan mereka. 

3. Sukabumi

Janda muda di Sukabumi terus bertambah. Data di Pengadilan Agama sepanjang Januari hingga Desember 2021 terdapat sebanyak 734 pasangan suami istri bercerai. Dari jumlah itu, perceraian didominasi usia 30 sampai 40 tahun dengan pernikahan yang seumur jagung. Panitera Muda Hukum PA Kota Sukabumi, Tuti Irianti menjelaskan, dari jumlah total pengaduan rinciannya 149 cerai talak dan 585 cerai gugat.

4. Garut

Pada 2021, tercatat angka perceraian di Garut meningkat 5 persen. Secara keseluruhan ada sekitar 5.700 kasus perceraian yang diterima Pengadilan Agama Garut. Faktor yang menjadi penyebab tingginya angka perceraian di kota penghasil dodol ini adalah ekonomi, yang menjadikan pasangan suami istri lebih memilih berpisah daripada harus melanjutkan pernikahan dengan keadaan ekonomi yang sulit. 

5. Bandung

Berdasarkan data Dukcapil Bandung, tercatat sekitar 4.316 pasangan suami istri telah bercerai dalam beberapa bulan terakhir. Penyebab utama tingginya angka perceraian ini adalah faktor pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak masyarakat kehilangan lapangan pekerjaan dan memperburuk kondisi ekonomi banyak rumah tangga.

6. Majalengka

Tercatat, sekitar 3.000 pasangan suami istri telah resmi berpisah di Majalengka. Faktor dominan yang menjadi penyebab tingginya perceraian adalah ekonomi, yang membuat mayoritas pasangan memilih untuk mengakhiri pernikahan mereka.

BACA JUGA 

5 Janda Cantik Mantan isti Pesepak Bola, Ada yang Doyan Seks Liar

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network