“Pemerintah desa dan tim relawan sepakat bahwa pembongkaran rumah dilakukan secara bertahap, yaitu 10 rumah dibongkar kemudian 10 rumah itu dipasang/didirikan dulu, baru setelah itu dilakukan pembongkaran 10 rumah lagi,” sambungnya.
Di hari Minggu kemarin (6/11), tim relawan gabungan bersama warga telah berhasil mendirikan 6 unit huntara dari 10 rumah bongkaran. Dari 6 huntara itu, 3 baru terpasang seng dan pekerjaan akan dilanjutkan hari ini.
Terpisah, Budi Sujatmiko Ketua Satgas Penanggulangan Bencana (PB) BPBD Brebes mengungkapkan, bahwa pergerakan tanah di dusun tersebut sudah terjadi sejak tahun 2019 lalu dan semakin menunjukkan dampaknya sejak Oktober 2022 ini.
Kerusakan didominasi rekahan pada lantai rumah, retak-retak pada dinding, serta rangka atap bangunan ambrol. Menurutnya, pembongkaran dilakukan untuk menyelamatkan material bangunan rumah, sehingga selanjutnya dapat dipasang kembali (sementara) di tempat relokasi yang telah ditentukan.
"Hasil kajian terbaru dari Badan Geologi masihlah sama, yakni untuk 3 dusun di wilayah Desa Sridadi yaitu Karanganyar, Karanggondang, dan Pengasinan, tidak layak untuk ditempati karena merupakan jalur bencana. Hasil kajian itu masih sama dari hasil kajian sebelumnya," pungkasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait