"Kalau BAB ya terpaksa ke pekarangan belakang rumah, untuk mandi kadang ke kakak saya yang rumahnya bersebelahan," lanjut dia.
Kusnadi mengaku, jika hujan turun deras rumahnya selalu kebanjiran. Hal itu lantaran rumahnya lebih rendah dari tetangga sekitar, jadi aliran airnya selalu mengalir ke rumahnya yang kemudian menggenang di dalam dan sekitar rumahnya. Dampaknya juga terhadap kesehatan, ia selalu merasakan masuk angin.
"Kalau hujan deras airnya masuk ke ruangan, terus menggenang di dalam dan sekitaran rumah. Dampaknya terhadap kesehatan, saat ini saya juga sedang merasakan masuk angin," ucapnya.
Karena tak punya penghasilan tetap, tutur Kusnadi, ia tidak bisa merenovasi rumahnya dan membuat jambani yang layak. Dirinya pernah ditawari bantuan dari pemerintah lewat program Rumah Tak Layak Huni (RTLH) sebesar Rp15 juta sekitar 5 tahun lalu. Namun karena tak punya biaya tambahan, bantuan tersebut tak diambil.
"Syarat penerima bantuan tersebutkan rumah harus dirobohkan semua, sementara bantuan hanya Rp15 juta. Karena saya tak mempunyai biaya tambahan jadi bantuannya tidak saya ambil," pungkasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait