BREBES, iNews.id - Rumah Literasi Waskita di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menggelat HUT/Milad ke-2, Sabtu (12/2/2022) kemarin. Acara dihadiri sejumlah tokoh, pegiat seni dan juga
pejabat di lingkungan Pemerintah (Pemkab) Brebes.
Masih dalam suasana berduka acara dimulai berdoa bersama bagi Alm Yahya Muhaimin, mantan Menteri Pendidikan era Abdurrahman Wahid (asal Bumiayu, Brebes yang meninggal dunia pada Rabu (9/2/2022). Almarhum yang meninggal di RS Margono, Purwokerto, dimakamkan di Bumiayu.
Ketua panitia Eko Dardirjo, dalam sambutannya menyampaikan syukur di tengah pandemi Covid-19 yang cenderung sedang "menggeliat" semuanya yang hadir dan diberikan kesehatan.
"Alkhamdulillah kita bersyukur kepada Allah S.W.T masih diberikan kesehatan sehingga bisa datang dan berkumpul di tempat ini," ujar Eko Dardirjo.
Acara juga dimeriahkan pembacaan puisi oleh sejumlah pegiat seni. Seperti puisi karangan Nani Suryani oleh Zara Zetira yang pernah jadi juara satu lomba puisi tingkat nasional yang judul puisinya "Tiada Hari Tanpa Membaca".
Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Rumah Literasi H.Toto Carto yang diserahkan kepada yang mewakili Bupati Brebes Idza Priyanti, yakni H. Asikin Cholifah dan diteruskan lagi kepada Atmo Tan Sidik, selaku pembina Rumah Literasi Waskita Brebes tersebut.
Selanjutnya orasi budaya mengangkat tema "Wis, Aja Nangis Bae! Mengko Mbokan Ayune Ilang: Pitutur Literasi Waskita Kanggo Indonesia" (Sudah, Nggak Usah Menangis Barangkali cantiknya Hilang, Nasihat dari Rumah Literasi Waskita untuk Indonesia) oleh Atmo Tan Sidik, yang juga dikenal sebagai Budayawan Pantura.
Dalam orasinya Atmo Tan Sidik meyebut perlu adanya silaturahim antara ilmuwan kampus dengan ilmuwan kampung, karena keduanya punya kelebihan maing-masing yang jarang dimiliki orang lain.
"Seperti seoran lebe desa yang sudah punya pengalan kerja hingga 25 tahun, itu punya banyak pengalaman termasuk yang unik," ujar Atmo Tan Sidik.
Ia memberi contoh daging kerbo, sapi, dan kambing yang disembelih bisa tidak bau "prengus", itu ternyata juga ada ilmunya. Buruh tani di desa yang sudah puluhan
tahun bekerja juga punya pengalaman unik yang bisa diterapkan.
"Misalnya bagaimana memilih lokasi tanah yang jika dibuatkan sumur airnya bisa tidak asin dan layak untuk dikonsumsi," paparnya.
Mendengan uraian Atmo Tan Sidik yang juga mantan Kepala Desa/Kades Pakijangan, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes tersebut, Toto Carto mengaku ingin bersilaturahmi kepada siapa pun.
"Yang penting bisa bermanfaat untuk menyejahterakan umat, baik di bidang sosial, ekonomi, budaya, kesehatan dan lainnya," kata Toto Carto.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait