Kota Tegal Alami Inflasi 0,22 Persen (mtm) atau 1,71 Persen (ytd)

Nino Moebi
Kepala Kantor Bank Indonesia Tegal, Marwadi berbincang dengan awak media. (Foto: Nino/inews Tegal.id)

KOTA TEGAL, iNews.id - Kota Tegal, telah mengalami inflasi sebesar 0,22 persen (mtm) atau 1,71persen (ytd), lebih rendah dari inflasi Provinsi Jawa Tengah (0,30 persen; mtm) dan Nasional (0,26 persen; mtm).

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Tegal Marwadi saat bincang-bincang dengan sejumlah awal media terkait 'Strategi Pengendalian Inflasi Menyambut Natal dan Tahun Baru, di salahsatu Rumah Makan Jalan Kapten Sudibyo Kota Tegal, Senin (16/12/2024).

"Inflasi bulanan Kota Tegal tersebut meningkat tipis dibanding bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 0,21 persen (mtm) akibat peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, khususnya komoditas bawang merah, minyak goreng, tomat, dan daging ayam ras," kata Marwadi.

Dijelaskan pada sembilan Kota/Kabupaten yang menjadi daerah perhitungan inflasi IHK di Provinsi Jawa Tengah1, inflasi Kota Tegal hanya di atas Kota Surakarta (0,09 persen; mtm) dan sama dengan inflasi Kota Semarang (0,22 persen; mtm). Kenaikan harga pada sejumlah komoditas tersebut mengompensasi periode deflasi yang sempat terjadi selama 3 bulan berturut-turut pada Mei-Juli, di mana banyak petani dan peternak mengeluhkan tingkat harga yang jauh di bawah HPP.

Melalui sejumlah upaya stabilisasi harga a.l. GPM, Bela Beli Petani, serta penguatan sisi hulu dan hilir komoditas pangan strategis yang dilakukan oleh KPwBI Tegal dan TPID, tingkat harga relatif terjaga di kisaran target inflasi.

Selain itu kata Marwadi optimalisasi pemanfaatan cold storage untuk menjaga pasokan bawang merah dan edukasi masyarakat untuk menggunakan produk olahan seperti pasta bawang merah juga berdampak pada kenaikan harga yang relatif lebih melandai dibanding tahun sebelumnya dan meski saat ini sedang off-season.

"Sepanjang Tahun 2024, KPwBI Tegal bersama dengan TPID di 7 Kab/Kota telah melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk senantiasa menjaga pasokan dan harga komoditas pangan strategis," terangnya.

Tercatat hingga November 2024, sudah terlaksana GPM di 180 lokasi di wilayah Eks-Karesidenan Pekalongan. Hal tersebut akan terus dilaksanakan hingga akhir tahun untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan, khususnya dalam rangka menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru. IHK Kota Tegal sepanjang Tahun 2024 diperkirakan tetap terjaga pada kisaran target 2,5 persen ±1, sejalan dengan inflasi yang terkendali.

Hal ini didukung oleh membaiknya prakiraan cuaca BMKG di Tahun 2024, yang mana El Nino akan melemah dan berangsur ke kondisi netral, serta konsistensi penguatan program GNPIP di tingkat pusat hingga daerah. Diperkuat juga melalui sinergi pengendalian inflasi berbasis 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) di daerah bersama TPID dan K/L terkait.

Transaksi QRIS terus mengalami kenaikan pada 7 Kabupaten/Kota di wilayah Eks Karesidenan Pekalongan. Sampai dengan bulan Oktober 2024, terdapat 26,3 juta transaksi menggunakan QRIS, atau mengalami kenaikan 201,59 persen cumulative-tocumulative.

Lebih lanjut Marwadi menyampaikan,  nominal transaksi QRIS mencapai Rp2,04 triliun, tumbuh sebesar 196,65 persen secara cumulative-to-cumulative. Secara spasial, nominal transaksi QRIS terbesar ada di Kota Tegal (Rp 98 miliar) dan Kota Pekalongan (Rp 328 miliar).

Kedepan kata Marwadi KPwBI Tegal akan mendukung kesuksesan pencapaian target Nasional 58 juta pengguna QRIS dengan 40 juta merchant yang sebagian besar merupakan merchant UMKM.

Kas Keliling KPwBI Tegal senantiasa berkomitmen untuk menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat. Hal tersebut ditempuh melalui kegiatan Kas Keliling, yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menukarkan uang yang tidak layak edar (rusak, sobek, dsb.) menjadi uang layak edar (ULE). Hingga awal Desember 2024, KPwBI Tegal telah melakukan Kas Keliling Luar Kota (KKLK) sebanyak 27 kali yang tersebar di wilayah Eks-Karesidenan Pekalongan.

Sedangkan, Kas Keliling Dalam Kota (Kota Tegal) telah terlaksana sebanyak 10 kali. Inflow-Outflow Sepanjang tahun 2024 hingga minggu pertama Desember, peredaran uang di KPwBI Tegal tercatat net outflow sebesar Rp9 triliun. Hal tersebut menunjukkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai yang utamanya digunakan untuk kebutuhan konsumsi.

Net outflow tersebut juga menjadi indikator ekonomi yang sehat, yang menunjukkan terus terjadinya proses bisnis di masyarakat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Uang Palsu Hingga November 2024, KPwBI Tegal telah mencatat sebanyak 4.190 lembar temuan uang palsu. Laporan atas temuan uang palsu tersebut berasal dari berbagai macam sumber, baik Perbankan, Masyarakat, ataupun Laporan Kepolisian.

"KPwBI Tegal senantiasa bersinergi erat dengan Perbankan dan Kepolisian untuk menekan peredaran uang palsu di masyarakat. Seluruh temuan uang palsu tersebut langsung ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Dalam upaya menekan peredaran uang palsu, KPwBI Tegal juga rutin melakukan edukasi kepada masyarakat dalam mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah," tutup Marwadi.

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network