"Hidup itu tidak pernah mati, itu salah satunya yang saya yakini Chairil Anwar menemukan entitas identifikasi karya sebagai seorang manusia yang semangat untuk mengolah kehidupan ini, meskipun secara raga telah dimatikan tapi karyanya tetap kekal," ujar Apito.
Apito juga menambahkan bahwa puisi dari penyair Indonesia harus terus dibaca sebagai biografi yang terus dibuka tafsirnya tak hanya sebagai teks tapi juga konteksnya hingga puisi memberi efek bagi peradaban bagi manusia Indonesia.
Apito berharap sebuah usaha Kampung Seni Kota Tegal yang mesti diteruskan agar sastra puisi tak hanya dimiliki tapi diterjemahkan dalam ruang publik dan komunikatif.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait