Setelah putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap, pihak Sri Rejeki menutup akses jalan yang selama ini digunakan keluarga Juladi. Ia mengaku sudah mengadukan hal ini ke ketua RT dan kelurahan, namun belum ada solusi.
Karena merasa putus asa, Juladi merekam anaknya saat berjalan di pinggir sungai untuk berangkat sekolah, lalu mengunggah video tersebut ke media sosial. “Saya kasihan lihat anak saya,” ucapnya pelan.
Menanggapi kejadian ini, anggota Komisi A DPRD Kota Semarang dari Fraksi PDIP, Rahmulyo Adi Wibowo, meminta agar semua pihak mengedepankan dialog untuk menyelesaikan konflik.
“Sebaiknya semua duduk bersama dan mencari jalan tengah. Kami juga ingin masalah ini segera tuntas,” kata Rahmulyo, Selasa, 29 Juli 2025.
Ia menilai situasi ini sudah mengganggu hak dasar anak untuk mendapatkan pendidikan.
“Kalau kondisinya seperti itu, anaknya jelas jadi kesulitan untuk sekolah. Padahal pendidikan adalah haknya,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kota Semarang, Aji Nur Setiawan, menegaskan pihaknya siap membantu agar JES tetap bisa bersekolah.
“Masalahnya bukan di sekolah. Kami akan bantu sebisa mungkin. Yang terpenting, anak ini jangan sampai putus sekolah,” tegasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait