Pendampingan itu, menurut dia, dilakukan untuk mengangkat desa dari jeratan kemiskinan. Dengan cara, pendataan potensi dan dicarikan solusinya.
Jumlah penduduk Desa Bojongnangka sekitar 9.600 jiwa lebih dengan 3.500 kepala keluarga. Dan, 99 persen bekerja sebagai petani dan buruh tani. "Kita masih dalam tahap meningkatkan perekonomian khususnya petani," ujarnya.
Di tahun 2019, Pemdes setempat berinisiasi untuk membangun rumah produksi pupuk organik. Namun, karena keterbatasan anggaran, sehingga hanya mampu membeli mesin pencacah sampah. Bukan hanya itu, pendampingan itu juga dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan.
"Di tahun 2020 itu ada pendampingan dari BKD dan kerja sama Bank Jateng memberikan bantuan alat pengayak sampah, bangunan rongga untuk fermentasi, tempat sampah dan becak pengangkut sampah. Nah, saat itu produksi pupuk organik bisa beroperasi," kata Wahmu.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait