GUNUNGKIDUL, iNews.id - Tidur diatas batu dengan para ular, rupanya Nyi Badarawuhi pada Film "KKN Desa Penari" melakukan adegan tersebut di lokasi wisata Batu Kapal Bantul, Piyungan. Bukan sembarang batu, rupanya terdapat kisaj mistis yang menyelimutinya yang juga berkaitan erat dengan Ratu Pantai Selatan Nyi Roro Kidul.
Batu Kapal merupakan objek wisata yang berada di Dusun Klenggotan RT 1 Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan. Di lokasi ini, sejumlah adegang film " KKN di Desa Penari" diambil gambarnya.
Wakil Ketua Pokdarwis Batu Kapal, Syamsi Dwi A Safarudin (56) membenarkan jika objek wisata Batu Kapal, pernah dijadikan lokasi syuting film " KKN di Desa Penari". Namun kala itu, Batu Kapal belum menjadi sebuah obyek wisata seperti sekarang ini.
Syamsi menduga, selain karena eksotisme Batu Kapal, pengambilan gambar film " KKN di Desa Penari" juga karena cerita mistis di balik Batu Kapal. Didukung oleh suasana mistis di objek wisata Batu Kapal, di mana kontur sungai dipenuhi batu purba dengan lekuk eksotis.
"Di sini juga ada sebuah pohon Munggur, yang telah dililiti oleh pohon beringin. Bahkan pernah ada orang yang meninggal karena jatuh ketika berusaha memotong pohon Munggur tersebut," tambahnya.
Samsyi menyebut Batu Kapal berada di Sungai Opak yang berhulu langsung di Gunung Merapi, serta bermuara di Pantai Selatan yaitu wilayah Parangtritis. Konon Sungai Opak menjadi satu-satunya jalur Nyi Roro Kidul, ketika ingin sowan ke Gunung Merapi.
Bahkan orang zaman dahulu sering mengungkapkan atau melarang anak-anak kecil pergi ke sungai selepas magrib.Karena ketika ada bunyi Gemerincing itu menandakan Nyi Roro Kidul Tengah melintas untuk bertemu dengan penguasa Gunung Merapi.
Bahkan orang zaman dahulu sering mengungkapkan atau melarang anak-anak kecil pergi ke sungai selepas magrib. Karena ketika ada bunyi Gemerincing itu menandakan Nyi Roro Kidul Tengah melintas untuk bertemu dengan penguasa Gunung Merapi.
Tak hanya itu itu di kawasan Sungai Batu Kapal ini juga ada pertapaan, yang konon juga menjadi salah satu lokasi meninggalnya seorang penjaga kereta tebu. Di samping juga ada sebuah tempuran atau pertemuan dua sungai. "Di tempuran ini sering digunakan untuk ritual berendam, agar hajatnya terkabul. Sampai sekarang juga masih ada yang berendam," ungkapnya
Tak hanya itu itu di kawasan Sungai Batu Kapal ini juga ada pertapaan, yang konon juga menjadi salah satu lokasi meninggalnya seorang penjaga kereta tebu. Di samping juga ada sebuah tempuran atau pertemuan dua sungai.
"Di tempuran ini sering digunakan untuk ritual berendam, agar hajatnya terkabul. Sampai sekarang juga masih ada yang berendam," ungkapnya.
Syamsi mengatakan, syutingnya itu 15 Januari 2020. Kalau di Gunungkidul, katanya November. Di Batu Kapal syuting dilaksaknakan pada pertengahan Januari, kemungkinan karena ada adegan tambahan di sungai.
Kala itu Batu Kapal memang belum menjadi destinasi wisata. Baru sekitar tiga bulan kemudian, atau di bulan April warga kemudian mulai merintis Batu Kapal, menjadi sebuah objek wisata. Warga mulai kerja bakti melakukan pembersihan dan penataan kawasan tersebut.
Syamsi menuturkan, syutingnya sendiri dilakukan hanya dalam waktu satu hari. Kru film tersebut mengambil gambar dari pagi sampai tengah malam, karena ada adegan malam hari. Dan tidak ada warga yang dilibatkan dalam kegiatan ini.
"Itu adegannya hanya sedikit, yaitu Badarawuhi dililit ular saat tertidur di atas batu, batunya ya Batu Kapal yang ada di tengah sungai," paparnya.
Selain membawa ratusan kru, kala itu mereka juga membawa dua ekor ular besar dan ular-ular kecil lainnya. Untuk ular-ular kecil yang mereka bawa dimasukkan ke dalam sebuah keranjang kotak, sementara ular besar diletakkan di masing-masing sebuah kandang.
Batu Kapal memang menjadi salah satu tempat yang beberapa kali digunakan untuk syuting film. Selain syuting film " KKN di Desa Penari", Batu Kapal juga pernah menjadi lokasi syuting "Sang Maestro Ki Hajar Dewantara".
"Ada satu film lagi. Cuma kami tidak tahu filmnya apa," tutur dia. Untuk film " KKN di Desa Penari" memang tidak ada warga yang dilibatkan, namun ketika syuting film "Sang Maestro Ki Hajar Dewantara" setidaknya ada 15 warga yang terlibat dalam proses syuting.
Mereka berperan mengangkat buaya dan menangkap Harimau. Cukup seringnya Batu Kapal menjadi lokasi pengambilan gambar atau film, memang tidak lepas dari keindahan objek wisata ini, serta juga cerita mistis yang melatarbelakanginya. Tentu hal tersebut semakin memperkuat cerita horor film " KKN di Desa Penari".
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait