Jika wanita tersebut setuju untuk begituan maka itu bisa mengarah pada pernikahan. Tetapi jika dia menolak, pria tersebut akan diusir dari rumah oleh keluarganya.
“Ini adalah tradisi di mana orang-orang muda menemukan pasangan mereka dan menikah. Idealnya, prosesnya berpuncak pada pagi, ketika anak laki-laki ditemukan di tempat tidur anak perempuan,” kata peneliti dari Pusat Studi Bhutan dan Penelitian GNH, Dorji Penjore.
Mulai ditinggalkan
Sejatinya, Bomena adalah murni tradisi, namun pada praktiknya adalah kasus-kasus pelecehan seksual atau pemerkosaan tak jarang terjadi, di mana pria tidak mengajukan penawaran terlebih dahulu dan langsung 'memangsa' wanita.
Bomena juga berdampak pada tingginya tingkat kehamilan remaja perempuan serta meluasnya penyakit seksual, termasuk kelahiran anak di luar nikah, di mana hubungan 'cinta satu malam' yang disetujui pun tak selalu berakhir dengan pernikahan.
Kebiasaan tersebut mungkin sedikit banyak masih dipraktikkan di Bhutan, namun berkat modernisasi dan kesadaran akan dampak negatif yang timbul, tradisi unik ini secara perlahan mulai ditinggalkan.
Editor : Miftahudin