Logo Network
Network

1.725 Warga Kulonprogo Alami Gangguan Jiwa, ini Penyebabnya

Kuntadi
.
Rabu, 29 Juni 2022 | 15:35 WIB
1.725 Warga Kulonprogo Alami Gangguan Jiwa, ini Penyebabnya
1.725 Warga Kulonprogo Alami Gangguan Jiwa. (Foto: istimewa)

KULONPROGO, iNews.id - Asisten I Sekda Kulonprogo Jazil Ambar Wasan, menyebutkan jumlah warga Kulonprogo yang mengalami gangguan jiwa tertinggi di DIY. Data di Dinas Kesehatan ada 1.725 Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang salah satunya dipicu kehadiran Bandara International Yogyakarta (YIA). 

Hal ini disampaikan Jazil Ambar Wasan, pada Workshop Implementasi Peraturan Bupati (Perbup) Kulon Progo Nomor 85 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Pencegahan dan Pengendalian Kesehatan Jiwa Kulonprogo yang diselenggarakan Pusat Rehabilitasi YAKKUM (PRY) di Pengasih Kulonprogo, Rabu (29/6/2022).

“Kulonprogo yang tertinggi kasus ODGJ di DIY, dengan 1.725 jiwa,” kata Jazil Ambar Wasan.

Menurutnya, Bandara YIA ikut meicu jumlah penderita ODGJ bertambah. Banyak warga Temon yang tertekan, kehilangan pekerjaan dan banyak pendatang. Warga yang dulunya hidup tenang dengan menggarap lahan pertanian kini berubah dengan kehidupan aerotropolis.  

"Keberadaan Bandara YIA punya potensi untuk menambah penderita gangguan jiwa di wilayah itu," katanya.

Terkait tingginya kasus ini, Pemkab Kulonprogo terus melakukan sejumlah upaya penanganan. Salah satunya bekerja sama dengan YAKKUM untuk melakukan pendampingan. Upaya ini harus didukung oleh pemerintah desa untuk ikut memberikan sosialisasi tentang kesehatan jiwa di masyarakat.  

"Kendala kami sebenarnya ada di lingkungan terdekat pasien. Belum semua keluarga siap karena masih ada yang menyembunyikan kasus ODGJ,” ujarnya.

Manajer Proyek Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat, Program Rehabilitasi Yakkum Siswaningtyas mengatakan, dua kasus ODGJ tertinggi di Kapanewon Pengasih dengan 204 pasien dan Galur dengan 203 Pasien. Sementara kapanewon terendah yakni Samigaluh dengan 71 pasien ODGJ berat dan Girimulyo dengan 72 pasien. 

"Dengan adanya RAD, maka pencegahan dan pengendalian kesehatan jiwa bisa dilakukan secara komperehensif. Deteksi dini akan dilakukan sehingga penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin," katanya.

Menurutnya, salah satu variabel penting dalam penanganan ODGJ adalah mengurangi stigma negatif di masyarakat. ODGJ bisa pulih dan sehat kembali dengan disertai pendekatan sosial. Penanganan ODGJ tidak hanya pengobatan, namun perlu diberi dukungan dari orang-orang terdekat. 

BACA JUGA

Bejat! Ayah di Brebes Tega Tiduri Putri Tunggalnya Higga Hamil 2 Bulan

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Tegal di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.