JAKARTA, iNews.id - Presiden Aksi Cepat Tanggap ( ACT ) Ibnu Khajar buka-bukaan terkait gaji Pimpinan ACT yang dinilai fantastis. Menurut Ibnu, meski benar, gaji tersebut tidaklah berlaku permanen, melainkan hanya beberapa kali. Dan adanya mobil mewah yang heboh digunakan pihak ACT merupakan pembelian sebagai bentuk inventaris lembaga. Adapun pembeliannya digunakan untuk tugas dan program kelembagaan.
Ibnu mengatakan, dirinya membenarkan terkait beredarnya pendapatan Presiden ACT sebesar Rp250 juta. Namun, hal itu hanya berlaku di awal 2021 dan tidak berlanjut.
"Jadi kalau pertanyaannya apa sempat diberlakukan kami sempat memberlakukan di Januari 2021, tapi tidak berlaku permanen," ujar Ibnu dalam jumpa pers di Kantor ACT, Jakarta Selatan, Senin (4/7/2022).
Lebih lanjut, Ibnu menuturkan, adanya pemberlakuan dana tersebut sempat diberlakukan pada Januari 2021, namun hal tersebut tidak berlaku secara permanen. Ini dikarenakan filantropi ACT tengah dalam keadaan tidak stabil.
"Teman-teman merasakan terjadi pergantian komposisi, kami memilah dua hal apakah kami akan mengurangi karyawan waktu itu atau mengalokasi dana pada karyawan. Akhirnya kami memilih agar mengurangi beberapa gaji karyawan," jelasnya.
"Sampai mungkin teman-teman sempat dengar September 2021 soal kondisi filantropi menurun secara signifikan, sehingga kami minta seluruh karyawan untuk berlapang dada mengurangi gaji karyawan," sambungnya.
Ibnu mengklaim bahwa pendapatannya saat ini tidak lebih dari Rp100 juta perbulannya.
"Di pimpinan presidium, yang diterima tidak lebih dari Rp100 juta," ucapnya.
BACA JUGA
Tangkap Pelaku Cabul, Ponpes di Jombang di Kepung Polisi, Suasana Sempat Mencekam
Ibnu mengatakan, adanya mobil mewah yang heboh digunakan pihak ACT merupakan pembelian sebagai bentuk inventaris lembaga. Adapun pembeliannya digunakan untuk tugas dan program kelembagaan.
"Kendaraan mewah dibeli tidak untuk permanen, hanya untuk tugas ketika dibutuhkan, untuk menunaikan program. Jadi semacam invetaris, bukan menetap di satu orang," ujar Ibnu
Ibnu menambahkan, kendaraan mewah itu digunakan untuk beberapa hal, seperti memuliakan para tamu hingga masuk ke daerah-daerah tertentu saat melaksanakan program.
"Sebelumnya diberitakan, tentang mobil Alphard. Ini dibeli lembaga untuk memuliakan tamu kami seperi ustaz, tamu yang datang dari bandara, digunakan untuk jemput mereka,” katanya.
“Kendaraan ini lebih maksimal untuk membantu masyarakat. Termasuk untuk masuk ke daerah-daerah, untuk operasional tugas kami di lapangan," sambungnya.
Adapun terkait mobil tersebut, Ibnu membeberkan, pihaknya telah menjual kendaraan mewah seperti Alphard, Pajero, hingga Honda CRV tersebut, serta dana penjualan yang terkumpul digunakan untuk melanjutkan program yang tertunda.
"Sejak 11 Januari, semua kendaraan sudah kami jual untuk menutupi kewajiban lembaga. Kemarin diberitakan (penggunaan mobil Alphard, Pajero, Honda CRV), tapi Juli awal sudah tidak ada kendaraannya karena kendaraan dijual awal Februari," jelasnya.
"Karena ini sifatnya inventaris, jika lembaga butuh, ya dijual untuk dana program, ini semua diatur manajemen untuk beli inventaris dan kapan dijual," terangnya.
BACA JUGA
'Kota Bugil' Terbesar di Dunia, Wajib Telanjang dan Ada Klub Tukar Pasangan
Editor : Miftahudin