get app
inews
Aa Read Next : 3 Catatan Manis Jepang di Piala Dunia 2022, Sukses Taklukkan Raksasa Spanyol

Tragis! Alami Kekeringan di 3 Negara di Eropa, Air Pun Dijatah

Sabtu, 09 Juli 2022 | 18:17 WIB
header img
Tragis! Alami Kekeringan di 3 Negara di Eropa, Air Pun Dijatah. (Foto: DOK.iNews.id)

Kekeringan di Portugal

Tak hanya Italia, kekeringan parah juga menimpa Portugal. Negara ini mulai bersiap menghadapi tahun yang sangat kering. Kurangnya curah hujan dan rendahnya debit air di bendungan-bendungan mendorong pemerintah untuk membatasi penggunaan pembangkit listrik tenaga air menjadi dua jam per minggu.

Tujuannya, untuk menjamin pasokan air minum bagi 10 juta penduduk Portugal, setidaknya selama dua tahun.

Pada akhir Mei, kekeringan parah sudah terjadi di 97% wilayah negara itu. Beberapa daerah mengalami musim kemarau terparah dalam seribu tahun. Asosiasi untuk irigasi pertanian di kota Silves, Lagoa dan Portimo di Portugal selatan telah mengaktifkan rencana darurat, di mana 1.800 lahan pertanian harus mengurangi separuh irigasi pada beberapa tanaman.

Krisis air di Spanyol

Spanyol saat ini juga mengalami kekeringan parah, dengan dua pertiga dari total luas lahannya berisiko mengalami kegersangan. Banyak lahan subur berubah menjadi tanah kering.

Menurut biro meteorologi Spanyol, ini musim dingin terkering paling parah setelah kekeringan ekstrem tahun 1961.

Di Spanyol utara, 17 daerah terpaksa mengambil tindakan drastis. Kota Campelles di Catalonia sejak Februari lalu membatasi air aliran untuk warga hanya beberapa jam per hari.

Spanyol adalah produsen produk pertanian terbesar ketiga di Uni Eropa. Setidaknya 70% dari semua air tawar digunakan untuk kebutuhan pertanian.

"Permintaan terus naik. Alih-alih mengusulkan kebijakan yang menghemat air, kami bertindak seolah-olah Spanyol memiliki air sebanyak Norwegia atau Finlandia. Kenyataannya, kami lebih seperti Afrika Utara."

Nihat Zal dari EEA mengatakan, untuk mengelola krisis air dengan lebih baik, penting untuk beralih dari manajemen krisis dan penjatahan air ke pemikiran jangka panjang.

Hal ini berarti meningkatkan efisiensi dalam penggunaan air, manajemen risiko berwawasan ke depan, dan mempersiapkan diri untuk krisis berikutnya.

"Artinya beradaptasi dengan perubahan iklim di tingkat individu, di tingkat lokal, tingkat pemerintah, di semua tingkat," pungkasnya.

BACA JUGA

Bintang Film Porno Miliki Gairah Seks Meledak-ledak, Tiduri Ratusan Atlet

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut